Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kartini Anti Rok Mini

21 April 2014   13:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13980372141297085084

Kartini identik dengan Kebaya.  So kalau begitu dapat dipastikan 2000 % Kartini anti  rok - mini.  Tentu saja kesimpulan awak bisa begini bersebab busana kebaya itu menutupi seluruh tubuh wanita sedangkan rok mini adalah fesyen busana setengah paha keatas.  Ibu Kita Kartini memang luar biasa.  Pemikiran beliau sangat prespektif dalam melindungi kaumnnya dari tindak kekerasan akibat berbusana nan tak elok. Kartini menegaskan kehormatan  wanita itu sangat bergantung bagaimana dirinya mau menghormati diri sendiri.  Makna menghormati diri sendiri dimulai dengan berpakaian yang menutup seluruh diri pribadi atau dalam bahasa lain disebut dengan pakaian yang menutup aurat. .

Yes pakaian nasional wanita Indonesia itu kebaya.  Fesyen kebaya dari zaman ke zaman terus berkembang  kearah lebih modis.  Para perancang busana wanita seolah berlomba berkreasi menciptakan model demi model kebaya sehingga pemudi semakin gemar berkebaya kartini.   Patut disyukuri dari perkembangan dahsyat potongan kebaya tersebut sampai  saat ini para perancang kebaya nasional masih mentaati pakem tradisional kebaya.  Kita maklum dan paham bahwa pakem kebaya  yaitu pakaian yang menutup seluruh tubuh seksi wanita ditambah sanggul sebagai mahkota permaisuru. Yes sobat sampai saat ini belum keluar kebaya dengan versi mini. Syukurlah,....

Hari ini Senin, 21 April 2014 ketika anda menghidupkan televisi, anda akan menyaksikan kebaya.  Itulah ucapan pertama yang kita terima sebagai ungkapan Selamat Hari Kartini. Nona nona cantik penyiar TV paling tidak mengenakan "atasan" kebaya dan mungkin tak bersanggul tak apa apa.  Tetapi awak pribadi kuatir apakah si presenter itu mengenakan "bawahan " kemben Kartini, karena dirinya duduk tertib membacakan berita di belakang meja. Sejujurnya mengenakan kain kebaya bawahan itu super sulit ya, melilit lilit tubuh secara ketat yang katanya  kurang disuka wanita modern.

Ibu Kita Kartini telah berhasil menyelamatkan kaum wanita Indonesia dari ketertindasan dizamannya.  Beliau mengangkat harkat martabat wanita dari kungkungan tradisi yang memasung kebebasan berpikir, kebebasan mencari pendidikan dan kebebasan menyuarakan hati nurani kaummnya. Momentum Kartini hendaknya janganlah sebatas kebaya saja, namun jauh dari itu keberpihakan hukum yang telah menentapkan 30 % kaum wanita duduk di pemerintahan hendaknya benar benar konsisten dilaksanakan pemerintah berkuasa.

Perjuangan wanita Indonesia bolehlah dikatakan berhasil dari sisi pendidikan dan kesehatan.  Namun satu hal yang membuat  trenyuh hati rakyat Indonesia yaitu ketika para wanita berhadapan dengan kesulitan mencari penghidupan di tanah air.  Ketersediaan lapangan kerja yang seharusnya disiapkan pemerintah tidak bisa menampung puluhan juta wanita.  kondisi seperti ini menyebabkan para wanita pekerja itu  dengan terpaksa dan sekali lagi terpaksa a mengais rezeki di negeri seberang.   Menjemput hidup dan penghidupan diluar negeri dengan segala resiko pelecehan dan pelanggaran hak wanita serta kehormatan lainnya.  Inilah persoalan pokok pemerintah yang akan berkuasa 2014-2019, mampu kah menyediakan lapangan kerja sebanyak banyaknya untuk kaum wanita di dalam negeri ?

Eamnsipasi wanita diteriakkan lagi.  Rok mini tak layak dinegeri.  Banyak kekerasan terjadi pada diri wanita karena mereka tidak menutup aurat.  Meraka menelanjangi diri sendiri yang berakibat oknum lelaki tergoda mengganggu di malam hari.  Yes emansipasi dimulai dari  si Ibu Menteri Pemberdayaan Wanita bukan dengan berambut sasak tinggi  namun dengan tindakan tegas  melarang wanita mengenakan  rok mini. Jadikan kewajiban berbusana sopan kepada seluruh wanita Indonesia yang telah dimulai oleh  pemudi pemudi teladan  mengenakan hijab.

[caption id="attachment_304002" align="aligncenter" width="640" caption="(dok Tribunenews)"][/caption]

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Iubu Negara saat ini, awak berharap- dan mungkin seluruh wanita Indonesia, kiranya Ibu Negara Kita tahun 2014 nanti mengenakan hijab sempurna.  Busana yang menutup aurat dari kepala, terus dada dan sampai  keujung kaki sebagai lambang menghormati diri.   Sudah pasti berbusana hijab itu melambangkan kesucian diri, memberikan teladan kepada seluruh wanita agar  bisa  menjaga diri.

Semoga budaya malu mengobral tubuh seksi dengan berbusan rok mini minggat dari dalam negeri . Gerakan Budaya malu ber rok mini atau segala model busana yang mempertontonkan aurat wanita akan semakin menggelora seandainya dikomandoi  oleh seorang Ibu Negara Republik Indonesia. Sesungguhnya  kekuatan teladan seorang Ibu Negara sangat diharapkan dalam menggerakkan emansipasi wanita Indonesia.  Keteladanan luar biasa Ibu Negara ibu seluruh anak negeri seperti yang pernah dilakukan oleh Ibu Hj. Sinta Nuriyah istri Presiden RI  ke - 4 Abdurrahman Wahid.

Salam salaman

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun