Monas itu Pak Cagub
Monas seharusnya dijadikan ikon kampanye Calon Gubernur DKI Periode 2012-2017. Mengapa monas ? ya - iyalah, buka saja web CNN atau media online internasional lainnya maka Tugu Monas akan terpampang dengan jelas sebagai ikon Indonesia seperti menara Eiffel bagi Perancis. Awak yang sudah 30 tahun lebih mondok di Jakarta, terus terang sangat bangga dengan Tugu Monas. Bangga karena Alm Presiden Soekarno mempunyai visioner jauh kedepan untuk mengenalkan negerinya di seantero mahluk di muka bumi ini melalui sebuah Tugu yang teronggok emas murni di puncaknya.
Gubernur DKI kecuali Bang Ali, , seolah ogah, atau lebih tepat ogah ogahan menambah nilai tambah bagi tugu nasional ini.  Seharusnya sebagai orang nomer 1 di Jakarta, Monas yang terletak persis di depan kantornya itu dijadikan tempat mulia. Tempat mulia baginya dan bagi masyarakat Jakarta dalam bermusyawarah. Pengamalan sila ke -4 Pancasila seakan menjadi bahan mahal di ibukota. Pemimpin dan rakyat di Jakarta ini seolah bersiteru, berjarak dilihat dari sisi sosial budaya. Sang Pemimpin sibuk dengan dandan mendandani dirinya, meng apik apik kan penampilan sementara rakyat miskin bergelut dengan peluh keringat menjaga kehidupan.
Gubernur rakyat
Ya. warga perlu seorang Gubernur yang merakyat, bukan Gubernur yang doyan duduk di kursi singasana di kipasi oleh dayang dayang pembisik dan penjilat berselera syahwat dunia. Warga DKI perlu Gubernur yang selalu siap membuka diri, bersedia menyediakan waktu 7 x 24 jam dalam seminggu untuk menerima keluhan rakyatnya dan kemudian mencarikan solusi permasalahan. Warga DKI sangat gembira apabila Gubernurnya selalu nongkrong di Tugu Monas kapan saja (bukan hanya 1x setahun dalam berolahraga di Ultah Jakarta), termasuk menyapa ramah setiap turis yang beranjangsana ke Ibukota.
Inilah sosok Gubernur yang siap di jedotin kepalanya di Tugu Monas kalau gagal memimpin Jakarta.  Oleh karena itu kita tunggu Calon Gubernur yang berani mengikrarkan janji sumpah palapa, mau mengorbankan diri dengan segala daya di tugu sejarah Monas. Bukan janji janji sandard, mampu mengatasi kesemrawutan, macet, banjir dan kemiskinan (berkumis).
Hati hati kampanye bersayap
Warga DKI harus waspada dengan janji janji bersayap seperti kampanye serahkan kepada ahlinya. janji bersayap artinya si gubernur pasti ngeles ketika banjir tetap saja menggenangi Jakarta, dia berkata; kan serahkan kepada ahlinya (ahlinya ada di belanda) bukan serahkan kepada saya. Huh .
Perhatikan kata kata bersayap itu ada lagi di kampanye Gubernur seperti ini :
- Sekarang ada janji mengatasi banjir dan kemacetan. Hati hati nanti bisa dijadikan alasan ketika macet masih saja merepotkan warga. Sudah dapat dipastikan jawaban gubernur gagal itu adalah, ya saya sudah mengatsi macet, saya berada diatas kemacetan, saya menggunakan helikopter berangkat dan pulang bekerja.
- Satu lagi ketika banjir kiriman dari Bogor masih melanda Jakarta, Beliau di Gubernur Gaga(u)(l) akan ngeles lagi dengan mengatakan saya sudah mengatasi banjir, saya berada diatas banjir dengan menggunakan perahu karet hehehehehe, mati awak.
Yes, 11 Juli 2012, Rabu pagi bersegeralah ke Tempat Pemungutan Suara. Gunakan hak anda, pilih Gubernur sesuai dengan hati Nurani anda. Abaikan Gubernur yang bermotivasi kekuasaan semata. Coblos Calon Gubernur yang mampu mewujudkan ibukota sejahtera, aman sentosa dan nyaman untuk seluruh warga 5 tahun kedepan
salam2an