Pengemudi Bus Rumah Sakit Polri Keramatjati (dokumen pribadi)
Perubahan ini bukan hanya soal pergantian seragam. Namun lebih jauh dari itu bahwa peran busana yang dikenakan seseorang mempunyai hubungan kuat dengan perubahan perilaku. Tidak terlalu jauh sampai terjadi perubahan kepribadian, tetapi perubahan tingkah laku sesaat atau dalam durasi yang cukup lama sangat berarti positif dalam satu organisasi.
Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penggerak organisasi atau kalau boleh didramatisir sebagai ruh dari organisasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk di berdayakan. Betapa tidak, apabila kualitas SDM berada pada level terendah apa jadinya dengan nasib organisasi itu. Sebaliknya apabila satu perusahaan publik memiliki kualitas SDM profesional maka performance perusahaan itu pasti berkelas. Oleh karena di tinjau dari sisi manajemen modern maka penampilan (performance) karyawan harus benar benar diperhatikan.
Penampilan karyawan di mulai dari busana yang dikenakan. Pakaian seragam resmi harus rapi dan necis serta bersih. Selain itu seragam tidak berwarna norak harus disesuaikan dengan warna dominant kantor sehingga terlihat cacth eye atau sedap dipandang. Bagi karyawan wanita selain rapi dan sopan patut pula diperhatikan make up wajah jangan sampai menyerupai artis di panggung hiburan.
Berdasarkan penelitian ilmiah terdapat hubungan bermakna antara seragam yang dikenakan dengan tingkah laku si pemakai. Menurut Allan Pease dalam penelitiannya menyebutkan bahwa peran kata kata hanya berlangsung dari 7% hingga 10% dari dampak total, suara 20% hingga 30% dari dampak total, sedangkan bahasa tubuh bisa berpengaruh 60% hingga 80% dari dampak total. Bagi Allan, cara memandang, tersenyum, bersikap, dan berpakaian dapat memberikan pengaruh paling besar terhadap ses eorang. Dan penampilan seseorang akan jauh lebih besar dan lebih penting mewakili cara orang berkomunikasi
Kefgen dan Touchie menyatakan, pakaian dapat menyampaikan pesan, pakaian terlihat dahulu sebelum suara terdengar, pakaian tertentu berhubungan dengan perilaku tertentu. Pada umumnya pakaian atau busana kita gunakan untuk menyampaikan identitas kita, untuk mengungkapkan kepada orang lain siapa diri kita. Menyampaikan identitas berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagaimana orang lain seharusnya memperlakukan kita. Selain itu busana dipakai untuk menyampaikan perasaan, status dan peranan , serta formalitas. (Referensi)
Sebagai ilustrasi, coba bayangkan apabila anda menyaksikan Pasukan Satpol PP mengenakan seragam adat betawi, tentu saja mereka tidak akan sangar bin bengis membentak apabila dibandingkan ketika dikenakan seragam loreng seperti tentara. Demikian pula dengan seragam seragam karyawan lainnya, cleaning service tentu tidak dikenakan busana kemeja apik berdasi, bisa berubah perilakunya menjadi boss. Tak pula sang Manajer hanya mengenakan kain sarung sewaktu menerima delegasi niaga dari negri jiran. Apa pula kata dunia.
Nah merujuk kepada penelitian ilmiah itulah Kepala Rumah Sakit Bhayangkara TK I R Said Sukanto Brigjen Pol dr Didi Agus Mintadi, Sp JP, DFM melakukan perubahan drastis terkait seragam sopir bus dinas. 8 orang Sopir Bus Rumah Sakit Polri itu kini diberi 2 stel seragam. Mereka terlihat rapi ketika mengenakan celana berwarna gelap dilengkapi sepatu baru. Dibagian atas terlihat kemeja lengan panjang berwarna merah muda bergaris. Satu hal yang revolusioner mereka di wajibkan melilitkan dasi dileher.
Perubahan penampilan sopir ini sudah direnanakan sejak lama mengikuti tahapan setelah seragam dokter, suster dan personil lainnya di Rumah Sakit Polri selesai di tata. Perhatikan dokumentasi diatas dan kemudian ikuti perkembangan pola tingkah para sopir itu ketika mengemudi. Bisa jadi perilaku mereka selama ini sudah baik namun dengan mengenakan busana sportif ibarat orang kantoran pasti ada perubahan bermakna. Paling tidak perubahan itu akan dirasakan oleh para penumpang. Penumpang merasa aman dan nyaman karena kendaraan di kemudikan oleh sopir yang professional.
Tidak ada lagi rasa was was penumpang serupa yang terjadi ketika masyarakat menggunakan tranportasi bus umum seperti metro mini itu. Sopir yang tidak berseragam resmi dan cara mengemudikan bus secara ugal ugalan membuat penumpang jantungan. Walauun ongkos yang dibayar memang super murah namun siapa yang mau mengorbankan jiwa naik kendaraan bus kota berwarna merah itu di jalan raya.
Karumkit bersama staf KBP Dr Djarot dan KBP Dr Sahat Harianja  meninjau kesiapan transportasi yang akan digunakan melayani Peserta Rakor Dokkes Polri 24 - 26 Februari 2016.