Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

[Hari Buku Nasional] Kado Terindah Seorang Penulis

17 Mei 2015   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:54 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14318196511276804676

[caption id="attachment_366179" align="aligncenter" width="640" caption="Delapan Buku (dokTD) "][/caption]

Kado Buku

17 Mei ditetapkan oleh Negara kesatuan Republik Indonesia  sebagai Hari Buku Nasional.  Pemilihan tanggal tersebut dikaitkan dengan peristiwa diresmikan Perpustakaan Nasional pada tahun 1980.   Layaknya sebagai peringatan tahunan apa yang bisa dilakukan oleh warga khususnya para pecinta buku.  Apakah hari Minggu ini ada kado ulang tahun untuk si makhluk yang bernama buku.

Mungkin lebih tepat apabila hadiah di serahkan kepada fasilitas tempat berkumpulnya segala jenis buku.  Perpustakaan sebagai rumah buku masihkah diramaikan pengunjung atau warga lebih suka berbelanja ke Mall.  Untunglah buku juga di jajakan di mall, maksud saya di toko buku.  Beli buku untuk dibaca kemudian letakkan di perpustakaan pribadi,  apabila perpustakaan pribadi telah penuh kenapa tidak dikirim ke perpustakaan umum.  Inilah idealnya kiprah sejati seorang pecinta buku

Berbicara tentang buku maka tidak bisa dikesampingkan peran para penulis.  Penulis berusia panjang sepanjang zaman adalah penulis yang telah menerbitkan buku.  Sedangkan penulis berumur pendek adalah penulis yang sekedar berceloteh di sosial media tapi enggan menjilid ratusan bahkan ribuan tulisannya menjadi sebuah buku.  Buku abadi adanya, lebih panjang usianya dari si penulis.  Pepatah gajah dan harimau bisa juga di tasbihkan kepada manusia meninggal meninggalkan buku.

Keunggulan sebuah buku di banding dengan bacaan di sosial media terletak pada sisi praktis.   Buku bisa di bawa kemana saja tanpa bergantung kepada aliran listrik atau baterai.  Asal ada sinar aja sedikit maka buku bisa dibaca .  Selain itu buku beratnya tidak sebrapa kecuali kamus tebal, dia enteng bisa dimasukkan kedalam tas kecil ketika berpergian.

Buku Membela Dirinya Sendiri

Keunggulan buku atau kitab kata Ibu saya Almarhumah Hajjah Kamsiah Binti Sutan Mahmud, buku bisa dijadikan sebagai kado.  Memberi hadiah buku kepada seorang sahabat mempunyai makna yang lebih dalam karena buku adalah simbol kecerdasan.  Ada lagi nilai tambah yaitu  seandainya yang dihadiahkan pada sampul buku tersebut tercantum nama si pemberi hadiah.  Artinya menghadiahkan buku karya sendiri sepertinya menitipkan sosok diri  kita diseluruh penjuru dunia.

Secara pribadi saya merasakan sendiri betapa keajaiban buku.  Tentu saja buku itu adalah  karya pribadi.  Terkesan dan tersemangati oleh petuah Buya Hamka yang mengatakan bahwa anda penulis  teruslah berkarya jangan pedulikan arah kemana karya itu akan tersebar. Karya tulis itu jadikan sebuah buku ya sebuah buku, jangan biarkan dia terbengkalai hanya sebagai lembaran lembaran terpisah.  Jilid dan jadikan buku.  Kemudian setelah itu biarlah buku anda itu mengikuti takdirnya sendiri.  Buya menambahkan biarlah buku itu membela dirinya sendiri.

Semangat dari Buya Hamka saja pegang terus dengan cara bberusaha sekeras mungkin  menulis hampir setiap hari.  Atas kemudahan di era digital informasi saat ini dimana  menerbitkan buku itu mudah sekali.  Satu demi satu buku telah terbit sehingga sampai hari ini telah di terbitkan 8 buah buku.  Buku buku tersebut membela dirinya sendiri.  Entah bagaimanan caranya buku saya pertama "Bukan Orang Terkenal" bisa menjadi salah satu koleksi di Perpustakaan Nasional Australia.  Buku ke lima "Prabowo Presidenku" tercatat di salah satu Perpustakaan Amerika.

Ada kado yang membesarkan hati bagi seorang penulis buku.  Ketika berkunjung ke toko buku besar kemudian membuka file  di komputer maka dia atau oarang lain akan menyaksikan  nama buku dan penulisnya tersimpan di sana. Yok semangat menulis.  Semangat pula menjadikan tulisan itu bergabung dalam satu buku.  Buku mewakili kepribadian seseorang yang telah  mampu mendaratkan setiap inspirasi dan imijasi menjadi kenyataan.  Alam pikiranyang tergantung di awang awang itu sebelum sirna kenapa tidak di jadikan sebuah tulisan.

Selamat Hari Buku Nasional

Salam Salaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun