Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

From Jakarta To Tempino

24 Desember 2014   00:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:36 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_342966" align="aligncenter" width="426" caption="Tomi resign menjadi penjual kebutuhan Dapur Keliling di Tempino Jambi (dokumen td)"][/caption]

Pertengahan  bulan Desember 2014 bersama Uda Musyawir dan Uni Husna , kami mudik ke kampong halaman Tempino Jambi.  Menapakkan lagi jejak langkah di tanah kelahiran kami menemui  banyak sekali perubahan. Inilah roda kehidupan  berubah seiring dengan kemajuan peradaban manusia yang ditingkahi oleh geliat ekonomi masyarakat.  Sesungguhnya pengaruh ekonomi makro sangat besar pada pola hidup anak manusia di sektor kehidupan mikro.  Terkadang kebijakan pemerintah secara tidak sengaja  menggusur beberapa warga dari satu tempat ke tempat lain.  Tergusur sebagai satu resiko kehidupan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Nuansa kehidupan itulah yang saya temui di Tempino. Inilah dua kisah anak manusia yangh bisa dikatakan sebagai korban kebijakan ekonomi pemerintah.  Kehidupan keras di kota besar terkadang membuat warga berjumpalitan untuk tetap bisa bertahan.  Kekuatan mental beserta kekuatan iman menjadi ukuran apakah seorang anak manusia bisa melewati setiap tantangan kehidupan di sekitar Monas.

Dua orang pemuda ini beberapa tahun lalu mencari nafkah di Jakarta. Setelah mencoba peruntungan menjajakan dagangan kaki lima di sekitar Monas, Tomi tidak tahan di kejar kejar Satpol PP Pemda DKI akhirnya memutuskan pulang kampung ke Tempino. Demikian juga Ardinal, mencoba peruntungan menjadi sopir metromini rute Rawamangun Senen, juga tidak tahan dengan kerasnya hidup di ibukota akhirnya mudik ke Tempino.

Tomi saat ini berjualan sayur sayuran dan kebutuhan dapur di sekeliling Desa Tempino. Pukul 02.00 Tomi dengan motor khusus berangkat ke Pasar Angso Duo Jambi. Belanja keperluan ibu ibu rumah tangga sesuai pesanan kemudian segera kembali ke Tempino menempuh perjalanan 2 x 27 Kilometer..Seharian Tomi melayani pembeli di lingkungan komplek Pertamina dan kehadirannya sangat membantu ibu ibu karena Pasar Tempino kini sudah sangat sepi.

[caption id="attachment_342967" align="aligncenter" width="499" caption="Ketrampilan membuat hiasan lehier anjing pemburu  (dokumen td)"]

1419329493712138338
1419329493712138338
[/caption]

Ardinal resign menjadi pengrajin karya seni.  Pemuda ini  menjadi pengrajin di pasar Tempino. Karya seni nya adalah membuat hiasan ikat leher anjing pemburu. Anda perhatikan dokumen foto diatas, betapa tingginya nilai seni hasil karya ketrampilan tangan Adzinal. Market hiasan khusus ini dilakukan secara online dengan peminat khusus para pemburu binatang hutan. Kualitas hasil karya Ardinal bisa dibanggakan sehingga pelanggannya para pemburu yang menggunakan anjing sebagai pengendus berasal dari kota Pekanbaru, Padang dan daerah sekitar.

**********
Dari pada terpuruk hidup sengsara di Jakarta dengan biaya hidup yang sangat tinggi , mengapa tidak mencari kehidupan yang lebih nyaman di tanah kelahiran. Ya keputusan dua pemuda ini hijrah ke Pulau Sumatera dari kehidupan keras Jakarta adalah keputusan tepat. Di Tempino kehidupan mereka lebih layak dan tenang beserta keluarga tercinta. Dengan keahliannya masing masing Tomi dan Ardinal menjalani kehidupan lebih bermanfaat bagi dirinya , bagi keluarganya dan tentu saja bagi masyarakat di sekitar Tempino.
Salam salaman / TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun