Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bahasa Indonesia Abadi Adanya

22 Oktober 2016   08:47 Diperbarui: 22 Oktober 2016   11:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Linguaholic

                                                                                                                                                           

Admin Noted

Nasib Bahasa Indonesia di rumahnya sendiri kini semakin tergerus. Pasalnya, semakin banyak masyarakat yang seolah tidak percaya diri menggunakan Bahasa Indonesia. Memang jika kita melihat fenomena ini, Bahasa Indonesia seolah semakin terganti oleh bahasa asing. Terlebih lagi penggunaan bahasa asing yang dianggap "lebih bergengsi dan keren" apalagi di kalangan anak muda. Penggunaan bahasa Indonesia di kalangan remaja saat ini pun hampir sudah tidak ada yang menggunakannya dengan benar karena bagi mereka bahasa Indonesia itu terlalu formal dan kaku untuk digunakan sehari-hari

Opini

Kekuatiran admin dan juga mungkin semua pengamat bahasa terkait semakin memudarnya penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar boleh juga di amini.  Namun menurut hemat saya kekuatiran itu berlebihan.  Sumpah Pemuda 1928 yang mencanangankan Satu Bahasa Bahasa Indonesia membuktikan setelah 88 tahun  Bahasa Indonesia masih tetap dipakai dalam i pergaulan sehari hari.   Apalagi di sekolah mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa pengantar.

Kalaupun ada slank dalam pergaulan sehari hari hal itu  biasa saja karena penggunaan bahasa gaul tersebut akarnya tetap Bahasa Indonesia sendiri.  Lain halnya apabila bahasa gaul iitu berbeda dengan bahasa yang dimengerti 250 juta rakyat Indonesia.  Keberagaman suku yang mencuatkan pula keberagaman bahasa daerah adalah satu keniscayaan.  Namun bahasa daerah itu tetap bergerak di wilayah sendiri tanpa mampu menggerus Bahasa Indonesia. Toh dengan semakin majunya teknologi transportasi, mobilitas rakyat semakin tinggi.  Ketika mereka berjumpa dengan sesama rakyat maka pola komunikasi tetap menggunakan Bahasa Indonesia.

Itulah sebabnya pengajaran Bahasa Indonesia menjadi kurikulum tetap di SD,  bahkan sampai  di Perguruan Tinggi .  Materi pelajaran Bahasa Indonesia tetap di berikan dengan muatan 2 SKS. Oleh karena itu sekali lagi kita tidak perlu cemas Bahasa Indonesia akan hilang dari peredaran. Pemikiran ini berangkat dari keberadaan buku pelajaran, dan tulisan tulisan di media yang konsisten menggunakan Bahasa Indonesia.  Buku komikpun masih tetap  menggunakan bahasa walaupun disana sini ada slank, namun hal tersebut tidak akan mengurangi kedigjayaan Bahasa Indonesia.

Trend warga yang syok mengunakan kata kata asing dalam kaitannya gengsi bisa dimaklumi bersebab era globalisasi sudah mendera dunia saat ini. Pergaulan internasional memang menggunakan bahasa Inggris, namun tidak bisa dipungkiri masih banyak orang asing belajar Bahasa Indonesia untuk kepentingan melancarkan komunikasi bisnis mereka.  Jadi menurut hemat saya Bahasa Indonesia akan tetap mampu menjadi Bahasa Persatuan merujuk kepada sila ke 3 Pancasila,  

Mari sejenak kita melihat Wikipedia :  Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.  Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi.  Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.  Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.

Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu   Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya] sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun