Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Air Itu Baik Hati, Semua Dibagi Rata, Istana pun Mendapat Jatah

10 Februari 2015   03:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14234895331236665358

[caption id="attachment_350155" align="aligncenter" width="619" caption="Bukan Tol Laut (news.okezonecom)"][/caption]

Mulai minggu malam sampai hari senin petang hujan terus mengguyur ibukota. Tiada henti tanpa jedah curahan air membasahi tanah betawi.  Semua makhluk kebagian, karena memang begitulah sifat air.  Rakyat diseluruh penjuru Jakarta pasti mendapat jatah  terutama warga yang bertempat toinggal di dataran  rendah.  Setelah rakyat jelata kebagian, air pun tanpa membedakan sesiapa, berkah pun di sampaikan ke warga yang bermukim diwilayah dataran tinggi.

Itulah sifat sejati air,  Selalu berbagi dalam nilai keadilan luar biasa.   Adil itu sebenarnya tidak berarti sama rata, namun keadilan hakiki itu bermakna sesuai dengan hajad manusia. Apabila  komunitas warga yang berpenghasilan rendah maka air memberi sesuai dengan kebutuhann.  Demikian pula apabila air berhadapan dengan warga berpenghasilan tinggi maka air bersikap bijaksana, jatah diberikan sesuai dengan permintaan si kaya.

Namun jauh dari itu, terkadang air setetes bersama dengan teman temannya terkadang sebal juga.  Pemimpin air tidak suka kepada warga terutama para pejabat yang suka asal bicara.  Contohnya Bapak Gubernur Jakarta.  Beliau bersabda bahwa banjir di wilayah tanggung jawabnya di sebabkan oleh sabotase.   Tentu saja pemimpin air yang setetes itu murka.  Dihimpunlah teman teman air yang bergabung bak air  bah.

Air bertandang ke Balaikota, bertamu ke Sang Babe Pimpinan Wilayah.  Rombongan air tidak bisa ditahan penjaga.  Penjaga gedun g apakah dia Satpol PP atawa Hansip menyerah dan akhirnya air mengalir deras disela sela gedung balaikota. Pemimpin air berkata kepada Pak Gubernur : Hai Juragan kami ini datang mau unjuk rasa.  Kami bukan korban sabotase, tetapi kenapa kali dan tempat resapan kami dikau sia sia.  Pak Gubernur entah mendengar atau   tuli telinga. Air puas sudah menyampaikan  gundah gulana.  semoga Gubernur bisa bekerja bukan nya selalu marah marah.

Komandan air memberi aba aba.  Hai sobat mari kita ke istana.  Siap komandan.  Kebetulan Tol Laut telah terbentang.  Mari kita berangkat ke istana merdeka.  Tol laut ini masih baru dan nyaman.  bebas hambatan  Tidak ada macet seperti kata dunia.  Dalam waktu sekejab jarak  Balaikota ke Istana hanya di tempuh 3 menit saja. Alhamdulillah.

Bertamu kepada Bapak Presiden Joko Widodo. Ada pesan penting yang perlu kita sampaikan. Penjaga keamanan istana pun tidak bisa menolak tamu istimewa.  Rombongan air masuk kehalaman istana dan tergenang di ruang tamu megah dan mewah. Kepala Rumah Tangga berkata, Pak Presiden masih melawat ke negri tetangga.   Baiklah kalau begitu, izinkan kami meninggalkan pesan. Pesan bermakna kelestarian lingkungan.  Pelestarian habitat air di bukit dan pegunungan.  Jangan lagi dirusak hunian kami.  Kalau tidak,  nanti kami datang lagi , kami bisa tenggelamkan ini istana.

Sementara malam selasa hujan masih saja betah. Apakah Pak Presiden telah tiba ? Satu lagi pesan rahasia yang ditinggalkan dalam pesan sukma.  Hanya Pak Presiden yang paham. Namun apadaya ada setetes air dalam botol kemasan yang membocorkan rahasia.  Pesan itu sederhana saja.  Meniru Om Mario Teguh sang motivator.  Bunyi pesan rahasia itu " Pak Presiden Joko Widodo, Jangan lagi ragu bertindak, Tidak ada yang perlu di kuatirkan selama rakyat mendukung Anda.  Buat keputusan Negeri ini harus tetap komitment memberantas Korupsi.  Tunjuk Kapolri baru yang bersih dan jernih dari noda.

Salam salaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun