Melawan Logika
Meminjam Celoteh Cak Lontong yang berlagak sok bisa meng analisis permasalahan berdasarkan statistik, maka izinkan awak berceloteh tentang status "hati" kompasianer. Sebelum menelisik hati kompasianer baik kita ikuti dulu ulah Cak lontong. Contoh analisa Cak lontong begini  " 80 % warga Jakarta adalah pemakai transportasi umum" ketika pembawa acara bertanya : " yang 20 % Cak ?" dengan santai pelawak bongsor ini mengatakan " sisanya juga naik bus way" hehehehehehe
Humor segar Cak Lontong ini menggunakan jurus melawan logika. Pemirsa digiring oleh angan angan bahwa yang 20 % itu pasti warga yang menggunakan kendaraan pribadi. Namun ternyata Cak Lontong mampu membuyarkan pola pikir logika dengan lawakan se level intelektual kelas atas.
Ada lagi candaan pelawak yang suka pakai blangkon dan jas resmi ini yang benar benar bisa diterima akal sehat. Coba perhatikan :
- Berhentilah menuntut ilmu, karena ilmu tidak bersalah.
- Jangan membalas budi, karena belum tentu Budi yang melakukannya.
- Jangan mengarungi lautan, karena karung lebih cocok untuk beras.
- Berhenti juga menimba ilmu,karena ilmu tidak ada di dalam sumur.
- Dan janganlah bangga menjadi atasan, karena di Pasar Baru, atasan 10 ribu dapet 3.
Kompasianer Baik Hati
sudahlah kita tinggalkan sementara Cak Lontong. Izinkan awak menggunakan jurus logika terbalik {si pelawak terpopuler lucu dan tidak pernah menggunakan kata jorok apalagi menghina lawan lawak} terkait status hati Kompasianer. Celoteh itu berbunyi begini : " 80% Kompasianer Baik Hati, sisanya lebih Baik Hati"
Nah aman khan? Tidak ada disini pernyataan berbunyi "kompasianer jelek, jahat, provokator, kompor dan sifat buruk lainnya" Yes bebas dari bully dan ancaman serta dikucilkan. Awak paham benar pesan dari tetua ketika dari Jambi akan merantau ke Pulau Jawa. Cukup ananda ucapkan 3 kata saja kalau dikau mau aman sentosa dan sejahtera di negeri orang. Apa tiga kata untuk pergaulan di masyarakat itu ? Pertama kosa kata Terima-kasih, kedua kata Maafdan ketiga perkataan Minta Tolong.
Berbekal pesan keramat itulah awak ikutan menulis di kompasiana kemudian menerjemahan petuah tetua menjadi motto menulis : Penasehat, Penakawan dan Penasaran.Alhamdulillah sampai saat ini kondisi aman aman saja setelah menayangkan 1.700 tulisan sejak bergabung 19 Agustus 2010 di kompasiana.com.
Minta Tolong Kompasiner
Yes setelah puji pujian sebenarnya ada udang di balik batu. Awak berkeyakinan 100 persen kompasianer itu baik hati. Oleh karena itu sudilah kiranya sobat kompasianer membantu awak menerima dan kemudian Menghadiahkan Buku Magnet Baitullah ke Masjid di tempat sobat bermukim.
Ceritanya begini : Ahad 24 April 2016 kami meluncurkan Gerakan Hibah 1 Juta Buku Magnet Baitullah Untuk Masjid Masjid di seluruh Indonesia.Untukmendistribusikan Buku Magnet Baitullah (MB) ke seluruh Nusantara tentu perlu bantuan saudara saudaraku kompasianer yang baik hati.