Peringatan HUT ke-70 TNI tahun 2015 diselenggarakan dengan tema Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian. TNI berasal dari rakyat untuk rakyat dan kembali ke rakyat. Hubungan mesra TNI dengan Rakyat sudah terjadi sejak perang kemerdekaan.
Dalam kondisi serba keterbatasan TNI mengusir penjajah di bantu sepenuhnya oleh rakyat. Bambu runcing sebagai senjata utama bisa mengalahkan penjajah bersebab semangat juang 45 itulah yang sejatinya menciutkan nyali musuh. Rela berkorban harta bahkan jiwa untuk membebaskan diri dari kungkungan bangsa lain merupakan motivasi terkuat sehingga semangat pantang menyerah itu menyeruak disetiap dada pejuang yang terdiri dari TNi dan Rakyat.
Tentara Nasional Indonesia (TNI)Â memperingati Hari TNI ke-70 tahun 2015 yang akan dilaksanakan di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Provinsi Banten, pada hari Senin 5 Oktober 2015. Upacara Parade dan Defile Peringatan Hari TNI ke-70 dipimpin langsung Presiden RI Joko Widodo selaku Inspektur Upacara (Irup) dengan didampingi Panglima TNI Jenderal TNIGatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Agus Supriatna.
Kini setelah 70 tahun Republik Indonesia Merdeka keberadaan TNI semakin di andalkan untuk membela Negara dari segala macam ancaman dan gangguan yang terkait dengan ketahanan nasional. Kekuatan TNI yang terdiri dari TNI AD, TNI AL dan TNI AU beserta pasukan elite pada dasarnya siap pakai karena TNI dalam keadaan Negara aman selalu latihan dan latihan meningkatkan semangat profesionalisme. Alat utama system pertahanan (alutsista) TNI semakin dilengkapi dan memang harus selalu dirawat agar pada satu saat dioperasionalkan alat alat tersebut tidak macet atau dalam artian tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pembinaan mental prajurit merupakan tanggung jawab komandan. Walaupun dalam jumlah yang sangat kecil masih ditemukan kasus kasus pelanggaran disiplin oknum Anggota TNI. Pelanggaran berbentuk tindakan kriminal bermotifkan ekonomi masih sering terjadi di beberapa kawasan walaupun sebenarnya tingkat kesejahteraan prajurit saat ini sudah cukup memadai untuk hidup layak. Bisa jadi system rekruitment dan kemudian pola pendidikian TNI perlu di evaluasi kembali sehingga calon anggota TNI yang tidak memiliki jiwa prajurit sejati sejak dini sudah bisa dideteksi.
Selain itu kerap pula terjadi perkelahian dalam bentuk kelompok antara prajurit TNI. Jiwa korsa kesatuan terkadang disalah artikan dalam membela teman yang terlibat perkelahian dengan anggota TNI lain. Jiwa korsa seharusnya didudukkan pada porsi yang benar, dengan pedoman bahwa yang di bela adalah yang benar bukan asal membela sesama prajurit yang telah melakukan pelanggaran kode etik prajurit.
Selamat Ultah ke 70 TNI, semoga keberadaan TNI selalu memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyat. TNI adalah sahabat rakyat, sikap disiplin yang diterapkan di kesatuan seyogyanya bisa ditularkan kepada rakyat. Hal itu bisa terlaksana ketika TNI melakukan tugas tugas bhakti sosial atau ketika turut serta dalam program program yang melibatkan rakyat dan TNI.
Fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah peran TNI dalam mengatasi masalah asap di Sumatera dan Kalimantan. Panglima TNI telah menugaskan ribuan prajurit untuk terjun langsung kelapangan guna memadamkan api di hutan dan di ladang. Inilah salah satu bentuk kontribusi positif TNI yang bisa diandalkan ketika Pemerintah memerlukan tenaganya untuk mengerjakan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh pihak sipil atau swasta.
*Dokumentasi Foto dari kompas.com
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H