Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Luruskan Niat

31 Januari 2023   19:24 Diperbarui: 31 Januari 2023   19:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luruskan Niat

Catatan Thamrin Dahlan

Kenapa juga sudah pensiun dari kedinasan masih mau repot-repot mengajar. Terkadang pertanyaan guyonan itulah yang sering awak terima dari sobat sesama pensiun.  

Sobat Purnawirawan menambahkan kini bukan saatnya lagi mencari uang. Masa paska pengabdian ke negara gunakan untuk bersenang senang.  Ahai, terkadang awak tergoda juga dengan bujukan teman-teman sesama retired. Menghabiskan waktu untuk rehat-serehatnya.

Ya sih bukan saatnya mencari uang lagi.  Dana pensiun dari pemerintah sudah  cukuplah untuk kebutuhan sehari hari.  Namun dibalik itu semua awak selalu teringat Pesan Ayahanda Haji Dahlan Bin Affan.  Sewaktu kami masih kecil di Tempino Jambi (belum lagi merantau meninggalkan Pulau  Andalas), Bapak dengan tutur nan lembut mengatakan

" luruskan niat setiap melangkah"  

Niat yang Beliau maksudkan disini adalah niat semata mengharap Ridha Allah SWT.

Makjleb.  Inilah ucapan yang selalu terngiang di telinga dan terekam abadi di memory permanent.  Artinya ucapkan Bismiilahi rahmanirohim sebelum memulai suatu perkerjaan.  Insha Allah semuanya akan berjalan lancar dan menghasilkan kedamaian hati, apapun hasil yang dicapai.

Dokpri
Dokpri
Pesan Ayahanda itu memberi semangat luar biasa dalam berkarya walaupun dalam hitungan materi terkadang hasil yang didapat dari pekerjaan nyaris sesuai dengan pengabdian.

It's oke. Niat tulus semata Mengharap Ridha Allah pada dasarnya tidak akan menimbulkan kekecewaan pada diri.  Tidak ada beban. Bersyukur apabila perkerjaan berhasil dilaksanakan dengan baik dan bersabar ketika menghadapi beberapa halangan dan hambatan.  

Justru yang dilihat bukan hasil tetapi proses.  Sesungguhnya ketetapan hasil semata hak preogratif Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.  Inilah bekal awal ketika memulai pekerjaan, menumbuhkan semangat hidup bahwa kebahagiaan itu justru bisa dinikmati ketika kita mampu berbagi untuk sesama.

Dalam kapasitas sebagai pensiunan itulah, awak masih membhaktikan diri menjadi Dosen.  Setiap masuk kelas selalu menemukan hal - hal baru yang tidak terduga dari  gerak tingkah serta akal pikiran  mahasiswa.  

Bisa jadi inilah berkah mengajar.  Bertatap muka dengan generasi muda berbakat, idealis  masih murni. Dinamika suasana kelas dan kemudian suasana kekerabatan di Ruang Dosen sejujurnya merupakan vitamin kehidupan.

Dokpri
Dokpri

Meluruskan niatpun berlaku di segala aspek kehidupan.  Apalagi ketika di beri amanah untuk menjadi Khadimull Baitullah.  Terkait yang satu ini awak teringat pesan Ibunda Hajah Kamsiah Binti Mahmud.  Mamak berujar

" apabila angkau di beri amanah menjadi  Pengurus Masjid maka posisikan diri ananda ibarat menanam padi".  

Ya hukum alam menasbihkan bahwa ketika kita menanam padi maka rumputkan akan tumbuh.  Subhanallah makna filosofi ini sudah awak dawamkan selama 20 tahun terakhir dan Alhamdulillah pesan Mak ini memang ada benar  adanya.

Demikian pula dalam kehidupan sehari hari di umah tangga, pergaulan antar tetangga.. Ketika berolahraga serta kegiatan menulis, awak selalu mengamalkan dua pesan Mak dan Bapak.

Sebagai warga negara, kepala keluarga dan anggota dari berbagai organisasi masyarakat apakah itu komunitas Penulis atau komunitas Olahraga  serta sentra pergaulan lainnya awak berusaha meluruskan niat.  Tidak lain maksudnya agar tidak timbul rasa kecewa ketika mengadapi sesuatu yang kurang berkenan di hati.

Kehidupan berjalan terus, waktu tidak bisa diajak kompromi.  Setiap hari anak manusia membuka lembaran kitab Lauh Mahfud nan penuh rahasia dan misteri.  Pada posisi seperti itulah diperlukan kesiapan diri sehingga apapun yang terjadi wajib di terima. Segala sesuatu terjadi  atas Kehendak Allah SWT.

Sesungguhnya kesiapan menerima takdir berbekal Iman dan Taqwa berdasarkan tuntunan Al Qur'an dan Sunah Rasulullah Nabi Muhammad SAW  akan mendamaikan hati dari perasaan resah dan gelisah. Dengan demikian,   Insha Allah perjalanan hidup dan kehidupan akan menuai survival demi survival, keselamatan dunia ahherat.  Amin Ya Rabbal Alamin

Salamsalaman
BHP, 31 Januari 2023
YPTD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun