Pagi ini Sabtu 3 Desember 2022 awak menulis tentang burung. Â Burun pipit atau burung gereja mungkin itulah sejenis fauna nan ada di halaman rumah.
Judul tulisan sederhana ini ialah Intip Burung Makan. Â Anda sudah tahu mengintip itu konotasinya baik selama diniatkan untuk kebaikan pula. Burung sedang makan itu bila ada gerakan yang mendekati maka serta merta mereka berterbangan. Terganggu begitu.
Itulah sebabnya dari runag kantor YPTD dalam jarak 7 meter awak mengambil dokumentasi foto. Â Terrekan puluhan burung sedang menikmati sarapan pagi. Â Betul sekali keluarga menyiapkan satu tampah di halaman taman belakang rumah,
Setiap pagi makanan berupa gabah di serakkan diatas tampah. Ber segera satu demi satu sang burung terbang rendah. Â Meluncur ke tampah menikmati break fast. Kami sekuluarga sangat senang menyaksikan fenomena alam dalam koridor berbagi sesama makhluk.
Terkadang kami menahan sedikit gerakan mendekati dapur. Â Membiarkan burung burung itu makan. Â Pasalnya bila ada gerakan sedikit saja mereka bubar berterbangan. Â Hinggap di bagian atas pagar rumah. Â Menunggu aman. Ya setelah tidak ada yang mengganggu kenyamanan sang burung kembali melanjutkan makan pagi,.
Sang burung selaiknya makhluk manusia juga makan 3 kali sehari atau mungkin lebih. Â Itulah sebabnya kami selalu mengontrol agar gabah selalu tersedia di tampah itu. Â Oh ya selain dihalaman belakang rumah, gabah itu akmi serakkan juga di halaman depan.
Alhamdulillah awak mampu meneruskan amanah Ayahnda Haji Dahlan Bin Affan.
" Thamrin jangan engkau memelihara burung dalam sangkar, biarkanlah mereka berterbangan bebas merdeka"
Pesan Bapak ku ini bermakna bahwa kasih sayang antar sesama makhluk harus dalam tataran budi pekerti memuliakan .
" Ananda bisa tetap menikmati suara kicau merdu burung nan hinggap di pohon depan rumah mu.
"Berilah mereka makan, tebarkan gabah atau makanan bentuk lain. "
" Ayahanda kuatir bila enkau memelihara burung dalam sangkar, suatu saat lupa memberi makan, atau memandikannya,.... bukankah sikap ini mendzolimi sesama makhluk ?"
Itulah pesan nan selalu teringat dari Ayahnda seorang ulama kampong asal Seblat Bengkulu yang sebenarnya memiliki gelar Raden namun tak pernah di pakai didepan nama.
Sementara itu awak  teringat ketika menunaikan haji dan umroh. Sembari bershalawat Allahuma Shali 'ala Sayidina Muhammad, jamaah menebarkan makanan burung di pelataran Masjid Haram dan Masjid Nabawi,....
Point yang ingin awak sampaikan disini adalah bahwa menyayangi sessama makhluk adalah anjuran agama berbuat baik.  Niatkan berbagi itu  semata  mengharap redha Alla SWT.  Semoga bermanfaat.  Aamiin Ya Rabbal Alamiin.
- Salamsalaman
- BHP, 031222
- TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H