Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Enam atau Sembilan

24 September 2021   17:59 Diperbarui: 24 September 2021   17:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sabar Pak ini baru nomor 4, Bapak kan nomor 9"

"Saya kira anda salah kasih nomor karena 6 dan 9 beda tipis tergantung dari sisi mana melihatnya."

Ramah dan santun Pak Satpam menjelaskan bahwa pengunjung sebelum Bapak sudah datang lebih pagi. Mereka menunggu diluar untuk menghindari kerumunan.

Kini awak baru paham sepahamnya. Ternyata bukan salah nomor. Hanya saja situasi dalam ruang tunggu nan sepi itu membuat analisa logika lari kemana mana.

Bersebab giliran 9 masih sekitar 70 menit lagi awak memutuskan lain kali saja mendesain ulang aplikasi mobile banking BRI.

Ketika melirik handphone. Posisi enerji 5 % alias low batt parah. Kalaupun menunggu layanan CS percuma saja bersebab mobile banking tak berfungsi karena tak ada daya enerji di ponsel.

Sebelum pulang ambil uang cash di counter BRI dengan permintaan khusus uang pecahan kecil. Pasalnya di ATM hanya ada 2 pilihan uang merah dan biru. Uang pecahan 10 ribu dan lima ribu disaku membuat diri nyaman bersedekah ikhlas.

Ketika akan melewati pintu keluar berpapasan

dengan suami istri nan bergegas. Tampak sedikit panik ketika mendapat penjelasan Satpam bahwa nomor antri CS sudah ditutup pada nomor 20.

Satpam menyarankan datang hari Senin agak pagi. Suami istri itu gelisah mungkin ATM terblokir atau anything wrong with they account.

Seketika awak mendapat ide sedekah nomor antri. Melalui Pak Satpam menyerahkan kartu tanda antei nomor 9 kepada suami isteri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun