"Sabar Pak ini baru nomor 4, Bapak kan nomor 9"
"Saya kira anda salah kasih nomor karena 6 dan 9 beda tipis tergantung dari sisi mana melihatnya."
Ramah dan santun Pak Satpam menjelaskan bahwa pengunjung sebelum Bapak sudah datang lebih pagi. Mereka menunggu diluar untuk menghindari kerumunan.
Kini awak baru paham sepahamnya. Ternyata bukan salah nomor. Hanya saja situasi dalam ruang tunggu nan sepi itu membuat analisa logika lari kemana mana.
Bersebab giliran 9 masih sekitar 70 menit lagi awak memutuskan lain kali saja mendesain ulang aplikasi mobile banking BRI.
Ketika melirik handphone. Posisi enerji 5 % alias low batt parah. Kalaupun menunggu layanan CS percuma saja bersebab mobile banking tak berfungsi karena tak ada daya enerji di ponsel.
Sebelum pulang ambil uang cash di counter BRI dengan permintaan khusus uang pecahan kecil. Pasalnya di ATM hanya ada 2 pilihan uang merah dan biru. Uang pecahan 10 ribu dan lima ribu disaku membuat diri nyaman bersedekah ikhlas.
Ketika akan melewati pintu keluar berpapasan
dengan suami istri nan bergegas. Tampak sedikit panik ketika mendapat penjelasan Satpam bahwa nomor antri CS sudah ditutup pada nomor 20.
Satpam menyarankan datang hari Senin agak pagi. Suami istri itu gelisah mungkin ATM terblokir atau anything wrong with they account.
Seketika awak mendapat ide sedekah nomor antri. Melalui Pak Satpam menyerahkan kartu tanda antei nomor 9 kepada suami isteri tersebut.