Kurir Amanah
Catatan Thamrin Dahlan
Inilah kisah Abdillah seorang pegawai biasa. Golongan II B di kantor pemerintah. Pekerjaan mencatat surat masuk dan surat keluar serta mengantar surat dinas ke berbagai instansi terkait. Bersyukur bekerja di bagian ekspedisi sesuai dengan pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Bapak 2 anak ini sudah bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS) selama 7 Tahun. Istrinya dari kampong yang sama : Ambarawa.  Buah hati Abdilllah ini dia  Ansori putra pertama berumur 7 tahun dan Muhainah putri berusia 4 tahun. Kehidupan keluarga sederhana mengsyukuri apa yang ada dan taat beribadah tak pula sedekah.
Istri Abdillah : Juhaini, ibu rumah tangga asli tidak punya side job selain mengurus rumah dan mendidik anak plus mengajar mengaji. Ibu ini  tak pernah lupa berdoa untuk keselamatan keluarga terutama Suami tercinta. Sesuai pesan suami,  Juhaini patuh, dia  tidak mau ngobrol dengan tetangga yang mengarah ghibah.
Ketika Abdillah lulus SMA langsung mencari pekerjaan karena ketiadaan biaya kuliah. Â Ayahanda berpesan.
" dalam mengarungi hidup dan kehidupan didawamkan tentang totalitas kejujuran dalam menjalankan ibadah"
Bapak Sahbirin Ayahanda Abdillah seorang guru ngaji di mushollah kecil Ambarawa selalu mencontohkan bagaimana kehidupan sederhana membawa keberkahan dan berbonus kebahagiaan.
Abdillah sesalu ingat petuah Bapak ;
" Abdillah ketika engkau menghadapi pilhan antara kantong kosong namun hati penuh dengan hati kosong tetapi kantong tebal, maka mana dikau pilih ?"
Abdillah termenung sejenak, apa maksud Ayanahda berkata demikian. Pilihan mana harus kupilih ? Petuah itu terngiang kembali ketika dia mendapatkan tawaran menggiurkan dari seseorang kawan se kampong. Tawaran menarik karena mendapatkan penghasilan yang sangat besar di banding gaji PNS golongan dua.