Pertama disampaikan ungkapan belasungkawa atas wafatnya kompasianer Abdul Azis. Ungkapan ini memang agak terlambat namun tanpa mengurangi rasa hormat teriring doa semoga Almarhum Husnul Khatimah. Â Aamiin Ya Rabbal Alamin.Â
Berita duka saya terima dari Mbak Melda Agustina adik Almarhum. Bersamaan dengan itu pula disampaikan Amanah agar menerbitkan Buku Kumpulan Puisi. Judul Buku Bahasa Akhir Tahun Untukmu Pecinta Literasi. Alhamdulillah ISBN sudah diajukan ke Perpustakaan Nasional. InshaAllah Buku akan naik cetak dan terbit 24 Februari 2021.
Sesungguhnya wasiat seorang penulis adalah Buku. Buku adalah symbol keabadian dan sekaligus merupakan alibi tak terbantahkan bahwa seorang anak manusia pernah hadir di muka bumi ini. Buku muara dari tulisan nan terserak.  Bersyukur  Amamah Almarhum Abdul Azis bisa di laksanakan Mbak Melda Agustinam karena buku adalah Mahkota seorang Penulis.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/15/isbn150221-602a71118ede4828fa630ab6.png?t=o&v=770)
Suara SampahÂ
Beribu kali kami turun aksi
Berjuta kali kami sampaikan aspirasi
Beratus kali kami berdiskusi
Namun berjuta kali pula kami, kau tolak
Dengan tampang wakil rakyat
Kau coba mengintimidasi dalam senyuman
Kau ucapkan kami menyebarkan ujaran kebencian
Memang sesungguhnya banyak rakyat yang menjerit
Tercekik, keluh hampir menyerah
Karena tak ada suara mereka yang sampai kau punya telinga
Seperti kala kau berjanji dalam mimbar
"Atas nama rakyat kau bersumpah, setelah menang kami kau anggap sampah"
Kediri, 08 September 2020
Buah karya: Abdul Azis(Le Putra Marsyah)
Demikianlah perjalanan hidup anak manusia di muka bumi, ada awal dan dipastikan selalu ada akhir hayat. Â Seorang filsof pernah berucap, bahwa pekerjaan peradaban itu hanya ada 2 di dunia ini. Itulah Profesi Guru dan Penulis. Â Peradaban dimaknai sebagai keabadian.Â