Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

[Hari Anak Nasional] Antara Kasih Sayang dengan Dinasti

24 Juli 2020   14:16 Diperbarui: 24 Juli 2020   14:48 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. kaideranews.com

 

Peringatan Hari Anak Nasional untuk semua makhluk sempurna bergelar manusia.  Anak dan mantan anak. Kita semuanya melewati periode kehidupan melalui masa kanak kanak.

Tulisan ini lebih ditujukan kepada mantan anak anak. Kata kuncinya kasih sayang. Mantan anak punya anak bahkan cucu.  Selama Ayah Bunda masih hidup walaupun seseorang sudah berkeluarga maka kedudukannya tetap saja sebagai anak kandung.

Generasi demi generasi bersilih ganti demikian pula perubahan status dari kanak kanak menuju dewasa dan kemudian tua.  Masa kanak kanak adalah masa paling indah. Terlepas kondisi ekonomi orang tua, anak anak tetap menikmati kehidupan indah tanpa masalah.

Anak anak bermain, riang gembira, bersuka ria, tertawa, dan juga menangis. Kasih sayang Ayah Bunda sepanjang jalan,  Apapun dilakukan untuk anak tersayang.

Baiklah. Dihari Jum'at 24 Juli 2020 awak sedang muhibah di Bogor. Tak pula menulis pantun.  Tergerak hati menyampaikan opini terkait Hari Anak Nasional dihubungkan dengan kasih sayang. dan dinasti kekuasaan

Sebesar apakah kasih sayang itu ketika seorang ayah sedang memegang kekuasaan. Mohon maaf mungkin pikiran anda ke dinasti. Anda benar. Sayang anak bermakna bagaimana berupaya agar anak sukses bahkan berprestasi melebihi ayahanda.

Seandainya Bapak nya  menjadi Lurah maka anak diharapkan berhasil menjadi Camat. Nah disini masalahnya. Selama sang anak memang mau satu profesi dengan Bapakke dan juga punya bakat menjadi pemimpin maka persoalan selesai. 

Memang ini termasuk politik dinasti tetapi bisa terima khalayak bersebab si anak memang memiliki kemampuan memimpin.  Selain itu sianak tersayang sudah meniti karier sejak awal di dunia politik. Bukan ujuk ujuk kata USA (urang sunda asli) ketika  si anak dicalonkan menjadi pejabat publik

Namun sebaliknya kasih sayang orang tua terkadang berlebihan. Artinya seperti memaksakan anak mengikuti jejak Bapak misalnya menjadi kepala daerah. Kasih sayang model apa ini. Disini tak terhindarkan muncul  kosa kata aji mumpung.   Apalagi bila sang anak juga bernafsu walaupun sebenarnya dia kurang mampu.

Boleh juga  ditanya apa motivasi dia menjadi Kades.  Ingin mensejahterakan rakyat atau hanya ingin memiliki kekuasaan.  Jawaban satir tentu ingin membela hak rakyat kecil.  Entahlah apakah jawaban ini seiring sejalan dengan suara hati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun