Hanya berdurasi sepekan diawal Maret 2020 awak dipertemukan dengan 3 orang luar biasa hebat. Dipertemukan dengan siapapun dimuka bumi ini dimaknai pada satu keyakinan (haqqul yakin) seperti juga perihal rezeki, jodoh dan maut sudah tertulis di kitab Lauh Mahfuzd.
Tidak ada peristiwa dimuka bumi ini yang terjadi secara kebetulan. Oleh karena itu awak dalam kapasitas seorang jurnalis berupaya seoptimal mungkin menulis dan mengkabarkan kepada khalayak. Mudah mudahan tulisan demi tulisan bermanfaat atau setidaknya menjadi bahan perenungan.
Ke - 3 orang hebat itu pertama sang dermawan Haji Ajat Sudrajat. Kedua seorang saudagar berniaga cara Rasulullah Haji Safarman Athus. Terakhir Dr. Ir. Syahrial Syarief SH, M.Si seorang Bankir Profesional Manajemen Modern. Laiknya persuaan ini tidak diduga dan tidak disangka seakan telah diatur Tuhan Yang Maha Bijaksana.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/03/09/sahe1-5e659328097f365c9973aa52.jpg?t=o&v=770)
Takjub bisa dimakai kumpulan dari rasa heran, kagum dan terpesona atas ke Agungan Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa terkait makhluk dan siisi alam ciptaannya Nya. Itulah sebabnya tidak berlebihan rasa syukur di panjatkan ke Illahi dipertemukan dengan Haji Ajat Sudrajat, Haji Sufarman Thaus dan Adinda Dr Ir Syahrial SH, M.Si.
Hampir 20 tahun lebih berkenalan dengan Haji Ajat Sudrajat. Â Beliau adalah pedagang kelapa di kawasan Pasar Induk KramatJati Jakarta Timur. Perkenalan pertama dan selanjutnya bersilaturahim di Masjid Jami An Nur di samping Polsek Ciracas. Haji Ajat seorang pedagang Agen Besar yang membeli kelapa dari beberapa daerah dan kemudian menjual ke agen agen disenatero Jakarta.
Kelebihan Pak Haji asal Tasikmalaya berusia 65 tahun adalah kedermawanannya. Â
'Saya hanya menunggu panggilan Allah SWT"
Ungkapan tersebut disampaikan bada shalat Jum'at 6 Maret 2020 di Masjid Jami An Nur ketika kami rehat sejenak bebincang tentang sedekah.  Pak Haji memang ahli sedekah. Beliau selalu memperhatikan jamaah musafir di masjid. Perhatian itu maksimal dalam artian memberi uang untuk  keperluan melanjutkan perjalanan diminta atau tidak.
"Usaha dagang kelapa antar propinsi tidak terlalu dipikirkan, biarlah Allah SWT yang mengaturnya saya berserah diri untuk hal yang satu ini"
Paling tidak disaku selalu tersedia dana untuk bersedekah. Â