Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Putra Mahkota (Tidak) Menolak Takhta

29 Desember 2019   11:00 Diperbarui: 29 Desember 2019   19:55 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok tribunebatam

Aneh saja kalau putra mahkota menolak tahta. Justru anak tertua Raja sudah tidak sabaran menduduki singasana. Padahal rajau tua masih ada malah sehat bwalafiat.  Itulah aura kekuasaan yang ada pada diri setiap manusia. Hanya berbeda kadar saja, ada yang sabar dan apa pula yang tidak sabaran.

Lain pula  halnya dengan negeri sebelah.  Terbetik  kabar bahwa raja mempersiapkan pengantinya melalui proses kepemimpinan.  Artinya sang raja melatih anaknya menjadi bupati dulu.  Maksudnya tidak alain dan tidak bukan agar si putra mahkota sudah memiliki pengalaman ketika tiba waktunya naik tahta,

Taktik sang raja dianggap aneh oleh khalayak terutama para hulubalang. Timbul pertayaan besar dikalangan mereka bahwa buat apa melatih anak capek-capek, toh menjadi raja tidak sulit sulit banget.  Sistem pemerintahan Kerajaan sebenarnya sudah berjalan dengan lancar dipimpin oleh Perdana Menteri, Pada hakekatnya raja hanya simbol saja.

Sang Raja yang sudah melewati masih ketahtaan 5 tahun berpikir agak out of box. Bisa jadi raja tua bernaggapan bahwa sanak anaknya tidak bisa meniru prestasi dirinya. Oleh karena itu mereka perlu latihan pada tingkat kabupaten sebelum melengang tamput. Oleh karena itu melaluoi katablece diperintahklan secara terselubung agar anak dan menantu bisa menjadi raja kecil  tingkat kadipaten.

Sebenarnya di kadipaten ada juga raja raja kecil tetapi mereka tunduk dan taat kepada Maharaja.  Kepatuhan staf adalah  loyalitas dan dedikasi terpaksa bersebab apabila menolak tihtah raja ner resiko di lengserkan.  Berresiko kehilangan ahdia pun  menggema,  Putra mahkota merasa keberatan tidak berkeberatan. Itu saja.

Sakamsalaman

29 Des 2019

Salamsalamam

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun