Soal darah dia memang seratus persen Indonesia Asli. Nenek moyang orang pelaut adalah lagu kesayangan Muki-di. Â Lagu ini selalu disenandungkan pada setiap kesempatan sebagai bentuk kecintaan kepada nusantara. Pada suatu ketika ada sekelompok orang yang mempermasalahkan asal usul Muki-di. Â Biasalah kalau orang sudak terkenal acap di usil i.
Para mengusil nyinyir itu mempersoalkan wajah Muki-di yang ke barat baratan. Bule begitu penampilan kesehariannya. Lain dengan wajah asli Indonesia nan ditandai kulit sawo setengah matang, hidung setengah mancung, rambut hitam legam dan tinggi badan satu setengah meter lebih sedikit. Mengapa pula Muki-di bernampilan bule yang ditandai warbna rambut blonde, kulit yang di putih putihkan sementara hidung dia memang sudah sedikit tdak pesek.
Mencari asal usul seseorang sebenarnya sederhana saja. Â Lihat katepe, disana tertulis catatan tempat dan tanggal lahir. Â Nah kesanalah tuan dan nyonya pergi tempat tunpah darah si Muki-di.Â
Syukur syukur masih bersua dengan kaum kerabat, sanak saudara atau paling tidak kawan sekolah dasar. Bawa foto Muki-di yang lama jangan yang terkini penampilan bule itu. Â Artinya foto yang tercantum di ketepe itulah penanda si Muki-di asli.
Ah, Muki-di yang satu ini ternyata benar benar wong deso asli. Â Dia saja yang membuat kelakuan aneh aneh sehingga jadi perhatian khalayak. Â Ketika pamor mulai turun seperti selebritis lain dipakai modus berbuat yang lain dari pada lain sehingga dilirik wartawan. Â Tidak lucu juga cara begini dipakai terus menerus. Warga sudah paham bahwa kelakuan seperti itu justru sebagai pembuktikan si Muki-di atawa selebrita itu tidak laku lagi.
Jadi kenapa pula memakai rambut blonde, kan cape mewarnai rambut yang tinggal sedikit itu. Â Dan lagi ngak pantas, tau. Â Kulit hitam rambut blonde, ngarang saja bagaimana pula mau tenar justru disangka orang ada gangguan kejiawaan. Tetapi biarlah, si Muki-di berkelaluan aneh guna mencari perhatian asalkan dia tidak menganggu kenyamanan dan ketetiban umum.
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H