Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Pahlawan Nelangsa

25 November 2019   13:12 Diperbarui: 26 November 2019   07:28 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada dasarnya semua manusia adalah  Guru. Masalahnya bukan terletak pada dimensi tempat dan waktu namun lebih pada   moment ttap wajah antara manusia itu sendiri (silaturahmi). Sesunguhnya persuaan antar manusia adalah media pengajaran. Tanpa disadari ketika berbincang maka disanalah terjadi proses belajar mengajar dalam artian saling menggurui.

Itulah makna sesungguhnya peran seorang Guru. Ruang kelas, papan tulis dan kapur hanyalah alat bantu, justru saling menatap / berbicara dua arah perihal kebaikan untuk menambah ilmu pengetahuan ( science) itulah kesejatian Tugas Guru.  Ketika memilih dan kemudian menetapkan diri berpekerjaan Guru maka serta merta melekat sikap tanggung jawab moral kemanusiaan.

Apapun alasan anda menjadi Guru karena panggilan hati atau keterpaksaan harus di tegaskan kehadiran didepan kelas bukan sekedar menggugurkan kewajiban. 

Benar mengajar sesuai silabus mamun lebih jauh dari itu tugas mulia Guru yaitu membentuk karakter anak didik. Kenyataan di negeri ini nasib Guru jauh dari kesejahteraan ekonomi dan sosial sehingga bolehlah disebut Guru Nelangsa atau Guru Sedih. 

Profesi Pendidik  digadang gadang sebagai Guru Pahlawan Tanpa Tanda  Jasa.  Inilah kaimat yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya nasib Guru.  Pembenaran itu sangat dipaksakan dengan konotasi Pahlawan Tanpa Jasa. 

Sebenarnya Guru se Nusantara tak hendak pula penghargaan sebutan Pahlawan tetapi akan lebih di muliakan ketika kehidupan keseharian berada pada posisi layak.  Kehidupan Guru nan pantas sebagai warga negara  menyangkut sandang, pangan dan yang paling pentig papan atau rumah kediaman milik sendiri.

Bagaimana pula negeri ini akan maju ketika tugas membentuk karakter generasi muda dibebankan kapada Guru Nan Nelangsa. Dalam segala keterbatasan dan tanpa mengeluh Guru tetap tegar berdiri didepan kelas. Selamat Pagi Anak Anak... (menetes air mata mengenang pengorbanan Guru Indonesia)

Itulah kewajiban Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet Indonesia Maju Nadiem Anwar Makarim melakukan revolusi dunia pengajaran Republik Indonesia.

Berbilah  papan sekaleng paku
Merakit  sampan di tepi sungai
Terima kasih Bapak Ibu Guru
Karena jasa Guru kami menjadi pandai

Selamat Hari Guru Nasional semoga Guru walau dalam posisi nelangsa tetap menjadi separuh  Roh Kehidupan Anak Bangsa. Amin.

25 / 11 / 2019
Salamsalaman
TD Guru  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun