Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anda Pahlawan Keluarga

11 November 2019   17:24 Diperbarui: 11 November 2019   17:30 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

dokumentasi kompasianer

Tidak peduli anda siapa, pada dasarnya kita semua adalah pahlawan.  Pahlawan keluarga paling tidak. Setiap memperingati Hari Pahlawan 10 November selalu dipertanyakan siapa sih pahlawan sebenarnya.  Pemerintah melalui Kementerian Sosial setiap tahun menseleksi usulan dari berbagai daerah terkait penetapan gelar Pahlawan Nasional.

Ya sudahlah dari pada ribet memikirkan sesuatu yang tidak memberi pengaruh besar dalam kehidupan rakyat lebih baik setiap warga memperhatikan kesejahteraan keluarga masing masing.  Siapa lagi yang bisa mengangkat derajat ekonomi kalau tidak keluarga sendiri.  Saat ini rakyat tidak bisa terlalu banyak berharap kepada pemerintah berkuasa.  Pemerintah tampaknya sibuk dengan masalah rangkulan.

Memang tidak ada salahnya mempersoalkan rangkulan dalam koridor politik namun mbok yae kosentrasi bapak bapak dan ibu ibu diatas sana juga jangan lengah memperhatikan kehidupan riel rakyat kecil saat ini. Sebenarnya bosan juga menyaksikan hiruk pikuk gegara  bersalaman tokoh politik tertolak sehingga timbul persepsi dan gorengan politik para pengamat politik.

Yes, kita semua adalah pahlawan. Paling tidak pahlawan bagi keluarga. Rela berkorban berpayah payah untuk mencari penghasilan guna mensejahterakan keluarga. Rela berkorban membanting tulang guna membahagiakan lingkungan sekitar. Inilah ciri abadi seorang pahlawan : rela berkorban. Berkorban tenaga, pikiran dan harta, kalau perlu berkorban jiwa guna kemaslahatan umat.

Pahlawan tidaklah harus terkenal. Menjadi pahlawan sejati tidak perlu pengakuan. Biarlah masyarakat yang menilai mana pahlawan sejati mana pahlawan kesiangan. Dalam skala kecilpun kita bisa menjadi pahlawan. Jiwa kepahlawanan itu melekat pada setiap orang, hanya saja kualitas dan kuantitasnya yang berbeda.

Pahlawan sejati terutama warga yang telah berupaya membelakangkan kepentingan pribadi untuk kepentingan orang lain. Orang yang telah selesai dengan urusan pribadinya. Materi bukanlah ukuran untuk mejadi pahlawan, tetapi kekayaan hati adalah segalanya bagi seorang pahlawan. karena setiap manusia memiliki hati, tergantung hati itu diletakkan di sanubari atau telah terpendam oleh nafsu duniawi.

Sementara lupakan apa yang diberitakan koran dan televisi maupun radio ataupun desas desus. Pertikaian politik antara elit politik menjauhkan sifat pahlawan dari lingkungan kehidupan mereka. Tidak ada sikap rela berkorban yang adalah upaya mengorbankan orang lain. Oknum birokrat itu apakah di eksekutif, legislatif dan yudikatif telah terlena dalam buaian syahwat duniawi. Jiwa kepahlawan telah sirna dari hati nurani mereka. Ditengah hiruk pikuk hari pahlawan masih saja ada oknum elit itu yang mengaku - mengaku menjadi pahlawan. Katanya telah berjasa berbuat ini dan itu. Oke mari kita beri mereka gelar : pahlawan kesiangan.

Yes kita semua adalah pahlawan. Apakah dia seorang pria kepala keluarga, ataupun seorang ibu rumah tangga atau seorang pemuda/i. Pahlawan adalah orang yang keberadaannya disenangi lingkungan karena semua perbuatannya dilakukan dengan niat tulus ikhlas tanpa membutuhkan pujian. Semua berangkat dari hati yang bersih. Dan pahlawan itu adalah diri anda saudaraku. Semoga pengabdian kita dapat memberikan rasa bahagia untuk semua.

Salamsalamn

YPTD

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun