![dokumentasi detik.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/10/23/nadiem90-5db05ce40d8230465a27c8b2.jpg?t=o&v=555)
Paling paling PNS non eselon yang bekerja sebenar benarnya bekerja.  Inilah masalah ruewet yang akan dihadapi Nadiem dalam situasi sangat berbeda dengan budaya kerja coorporate yang selama ini di pimpinnya.  Alokasi Anggaran yang disediakan Negara sebesar 20 % APBN ssesuai amanat UUD 45 bila dikelola secara effektif dan effesien  seharusnya bisa menggerakkan semua sumber daya guna meningkatkan kualitas SDM melalui jalur pendidikan.
5 Tahun kedepan Nadiem akan berkutat mengurusi nasib Guru, Murid, Pelajar, Siswa, Mahasiswa dan Dosen sebagai tenaga pendidik. Â Kemudian membenahi sistem pendidikan yang menjadi keahlian Nadiem tentu menjadi prioritas program kerja. Kesemrawutan Birokrasi yang menjadi hambatan utama peningkatan pelayanan publik kepada stake holders tampaknya menjadi tantangan terbesar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Harapan kini tertumpu kepada  anak berdarah Minangkabau.  Zona nyaman ditinggalkan untuk memasuki dan menghadapi tantangan luar biasa. Keberhasilan Nadiem Anwar Makarim masuk ke  zona baru sekelas negarawan InshaAllah berhasil ketika Beliau mampu meletakkan dasar dasar pendidikan  berkarakter yang  memiliki kompetensi.Â
Pendidikan berkarakter bisa terlaksana dengan baik  ketika insan pendidikan mendahulkukan pengajaran Budi Pekerti sejak di Sekolah Dasar. Inilah dasar dari revolusi mental dimana anak anak menghormati guru, bersikap sopan santun dari pada diberi tugas berupa PR (pekerjaan Rumah) yang pasti membebani anak sekolah.  Dahulukan dan teruskan pendidikan budi pekerti itulah sebenarnya  Roh Pendidikan berkarakter.
Salamsalaman
YPTD