Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Telur Busuk Pantas Untuk Dia

11 Oktober 2019   19:51 Diperbarui: 12 Oktober 2019   06:45 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi hani hyung

Orang sekampong sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan si Atur Dasi.  Entah bersebab apa si anak muda ini berprilaku kurang ajar kepada sesiapa saja.  Tidak guru, tidak dukun bahkan kepala desa dilawannya.  

Maksud dilawan bukan secara fisik berantem anatomi tubuh, tetapi bacot nya itu yang keliwatan. Warga juga kurang paham dari mana asal si AD.  Gelap tentang asal usulnya, tiba tiba dia hadir bak bayangan malam hinggap di atas pelepah pisang.

Pekerjaannya sebenarnya cukup terhormat.  Gaji lumayan besar untuk hidup sendiri.  Bisa jadi dia anak cerdas, mungkin super cerdas sehingga semua orang dilawan dan dianggap bodoh.  Jangan coba coba beradu pendapat dengan si AD, pasti kalah kalau tidak mengalah.

Puncaknya kebengalan ketika AD mengata ngatai seorang guru besar.  Khalayak berang, kami bolehlah kau bentak bentak dengan tidak sopan.  Tetapi kepada Profesor kau lakukan juga apa ente ngak takut kuwalat.

Seorang warga aneh bernama Mukidi naik daun maksudnya naik pitam.  Walau dia sudah terkenal karena keunikan tetapi tidak pernah sedikit pun menyinggung perasaan orang lain.  Apalagi orang tua nan patut di muliakan dan dimintai doa.

Mukidi tak hendak bersua dengan si AD  walau tinggal sekota berseberangan jalan. . Pasalnya dia tidak punya dasi.  Toch di Atur Dasi itu mengkoleksi dasi dari manca negara.  Sampai sampai dasi koboi pun dia punya.  Malah dasi kuno yang terdiri dari tali pisang berbulu dia simpan.  Bisa jadi si AD dibohongi kolektor dasi.  Kena  dia .

Mukidi punya niat mengajak para penggemar memborong telor busuk,  para mengikut Mukidi tertawa

" boss telor busuk tidak usyah di beli, noh di tong sampah pasar pagi banyak bejibun"

Maestro lucu lucuan ini tersenyum

"ech kalian gombal, telor busuk itu lebih bernilai kalau dibeli, jangan terbiasa gratisan"

Telur busuk dikumpulkan,  Terhimpun hampir sejuta tebu (telor busuk) dari sumbangan para dermawan kumat.  Tumben dermawan kumat yang tadi pelitnya minta ampun ternyata rela bersedia menyumbangkan tebu.  Padahal kalau dimintai  sumbangan untuk dhuafa dia melengos alias pura pura ngantuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun