"Sudikah Tuan bertukar tempat dengan ku"
Pak Herta berpikir sejenak
"sudi"
Maka seketika sang pengemis itu mengambil alih kedudukan sang dermawan.  Bertukar tempat dengan satu perjanjian. Perjanjian berdurasi waktu 3 jam saja.  Pengemis  menjadi hartawan, hartawan berubah menjadi pengemis.  Bertukar segalanya kecuali istri.
Taher bergegas mandi bersih. Memilih pakaian terbaik dilemari. Dasi warna biru dongker seperti impian sewaktu masih kecil. Para pembantu heran kenapa majikan berubah  rupa dan pula tingkah.
Herta mengenakan pakaian robek dipunggung  dan kumuh. Kulitnya nan bersih tiba tiba kehilangan sinar bersebab kalah dengan aroma baju. Siap mental melakonkan orang miskin peminta minta.Â
Taher merasakan betapa nikmat menjadi orang kaya. Â Makanan nan terhidang sedap sempurna. Perintah sana perintah sini bak seorang raja. Â Sepertinya balas dendam setelah menderita puluhan tahun mukim di pinggir kali ciliwung. 3 jam itulah perjanjian, apalagi yang akan kulakukan. Ya mobil marcedez boleh juga di manfaatkan. Â Sopir ternganga namun tak bisa bilang apa mengikuti apa kehendak sang majikan.
Mengais sampah, mengumpulkan plastik minuman mineral sembari mengharap kasih sayang. Â Herta merasakan betapa pedih menjadi dhuafa. Â Timbul rasa syukur dan kini baru terasa betapa nikmatnya kehidupan ketika semuanya hilang. Â Pengemis jalanan terkadang dihina bahkan diusir, diremehkan dan dituduh macam macam. Â Betapa sakit hati ini, betapa kuatnya mental saudara dhuafa menderita sepanjang masa.
Tiba tiba terdengar suara azan subuh.
Taher dan Herta terbangun diwaktu sama. Â Mereka terbangun dari mimpi. Â Mimpi nan sama berubah peran. Â Bertukar tempat dan bertukar peran kehidupan. Taher bersyukur dirinya merasakan kenikmatan hidup walau dalam mimpi. Â Demikian pula Herta bersyukur dibawa kesuatu suasana kehidupan nan penuh kepasrahan.
Sudikah Tuan Bertukar Tempat