Berjalan di pinggir jalan terus menatap kedepan. Terkadang berjalanan beriringan terkadang bersebelahan, sesuai dengan keleluasaan trotoar jalan Jakarta.

Delman dokar beda nama
Kuda sumbawa kuat menjelajah
Jum'at jangan kemana mana
Saatnya pria sholat berjamaah
Cara mengenal suku baduy sangat mudah sekali. Sosok ini selalu mengenakan busana hitam putih. Baju hitan dan celana itu potongannya seperti pemain silat. Ditambah lagi dengan ikat kepala yang juga berwarna gelap.
Terlihat buntalan kain disandangkan pada punggung. Dari jauh saja warga Jakarta sudah bisa menandai mereka adalah suku baduy, karena tidak ada lagi suku di Indonesia yang berjalan kaki tanpa alas menyelusuri ibukota.
Awak terniat akan memberikan uang atau minuman mineral kepada saudara setanah air ini. Namun apa daya ketika itu tidak berhasil karena kendaraan yang di naiki tidak bisa berhenti di lampu hijau..
Hilanglah kesempatan berderma kepada saudara ku. Ya ketika itu kami berlawanan arah. Di satu saat lain di bunderan Hotel Indonesia pernah pula bersua dengan 2 orang suku baduy.
Terbitkan buku duapuluh jilid
Niat berbagi menggapai berkah
Ketika brangkat Jum'at ke masjid
Siapkan uang untuk sedekah
Nah di kesempatan ini bisa bersalaman sambil memberikan sedikt uang karena saat itu kami sama sama pejalan kaki. Anggukan pelan tanpa suara sebagai tanda terima kasih kami terima. Ya sudahlah, silahkan berjalan terus tuan, kami tak akan menganggumu dengan wawancara.
Memang unik kehidupan suku baduy sesuai dalam alam semesta. Walaupun warga negeri ini sudah demikian maju menggunakan alat komunikasi dan transportasi, mereka tetap saja tak memerlukan telpon genggam dan tetap setia berjalan kaki.
Pernah seorang teman menawarkan untuk ikut menumpang dalam kendaraan pribadi , namun dengan santun mereka menolak.