Awalnya ketika menyaksikan kesebelasan U 19 ketinggalan 0-3 dari kesebelasan Qatar awak pindah channel. Tidak tega rasanya menyaksikan anak anak muda Indonesia di obrak abrik. Ketika babak pertama usai skor 4 - 1. Tambah sedih hati ini, kenapa U 19 tidak dalam performa terbaik. Apakah Indra Syafri salah strategi ataukan anak anak ini grogi.
Babak ke dua berlangsung,  ketertinggalan semakin jauh  6-1. Waduh kenapa begini, mengapa sistem pertahanan begitu lemah ketika menghadapi serangan balik Qatar. Pemain berkulit gelap Abdul Rosyid tampaknya sangat leluasa mencelposkan bola sampai 3 goal. Bisa jadi para penonton langsung di Gelora Bung Karno kecewa berat demikian juga yang duduk termanggu di depan televise menyaksikan  kesebelasan kesayangan diambang kekalahan telak.
Beberapa hari lalu U 19 tampil sangat perkasa sehingga mampu  mengalahkan Taiwan 3-1. Apakah mereka kecapean mengingat jadual pertandingan yang begitu ketat.  Supporter semakin sedih, mau apa lagi toh hanya bisa berdoa, jangan sampai skor bertambah terus seperti Uni Emirat Arab mengalahkan Taiwan 8-1.
Nah ditengah kesedihan pecandu bola sepak senusantara tiba tiba harapan itu muncul kembali. Gocekan pemain bertubuh kecil itu meliuk liuk menlewati 3-4 pemain belakang Qatar. Maka angka 1 perlahan tapi pasti terus bertambah. Akhirnya skor  menjadi 5-6. Apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Kenapa begitu banyak gol terjadi malam itu.
Seperti diberitakan kompas.com, Todd Rivaldo Ferre menjadi pemain Timnas U-19 Indonesia yang paling disorot saat melawan Qatar pada laga kedua penyisihan Grup A Piala Asia U-19 2018, Minggu (21/10/2018). Masuk pada menit ke-54 saat Indonesia tertinggal 1-6, tidak membuat Todd Rivaldo kehilangan panggung.
Satu hal yang patut di acungkan seribu jempol adalah semangat juang pemain muda U 19. Bukan soal kalah tetapi perjuangan dilapangan hijau yang tidak mengenal lelah itulah patut di apresiasi. Jarang jarang dalam satu pertandingan, satu kesebelasan tertinggal jauh sampai 5 goal bisa mengejar. Lihat saja pemain Qatar di menit menit terakhir panik. Mereka menggunakan jurus cidera untuk mengulur waktu.
Sampai sampai pelatih Qatar diluar kendali mau masuk menerobos wasit ketika anak anak asuhnya semakin cemas kuatir skor disamakan. Salut atas semangat juang Egy dan kawan kawan. Mental bertanding mereka awak nilai luar bi[n]asa. Bukan luar biasa tetapi kehebatan bisa membinasakan dan menghancurkan mental pemain lawan.
Modal juang pantang menyerah seperti ini bisa diyakini bisa mengimbangi UEA yang kini berada di pemuncak klasemen. Ayo U 19 kalian sudah membuktikan mampu melewati masa masa kritis. Â Kini buktikan lagi ke hebatan mental bertanding untuk maju ke babak selanjutnya.
Salammsalaman
TD