Â
Catatan Harian Thamrin Dahlan
Tadinya judul tulisan ini akan diberi tajuk Macan Ompong. Namun karena berbagai pertimbangan (kuatir ada yang tersinggung) maka awak sederhanakan judul menjadi pengalaman pribadi terkait gigi rompal.
Sudah menjadi hukum alam bahwa daya tahan tubuh manusia memiliki keterbatasan. Kekuatan tubuh semakin berkurang seiring bertambah usia. Inilah yang dinamakan Sunatullah, berlaku untuk semua orang dengan kadar berbeda.
Pertambahan usia tidak bisa ditahan dia bergerak searah jarum  jam dalam hitungan detik, menit, jam, hari dan bulan sebelum genap setahun. Demikian pula dengan kondisi tubuh manusia, dari sehat, sakit sakit sedikit kemudian sakit benaran. Semua terjadi bersebab imunitas ( kekebalan ) tubuh semakin menurun.
Sebagai penanda bahwa Sunatullah itu sudah mulai menyerang anak manusia, terasa pertama ada perubahan  di panca indra. Mata semakin kabur, rambut berubah lamur, gigi berurutan gugur dan pinggang menjadi tak lentur serta ketika bertutur nglantur.
Gigi depan samping kanan 2 bulan lalu rompal. Drg Nila Utama menganjurkan ditambal saja dulu. Ketika awak berkesempatan ke Palembang di awal Oktober, tahu-tahu gigi copot. Mungkin bersebab terlalu banyak ngirup cuko mpek mpek dan gigit krupuk  kemplang super keras.
Astaqfirrullah, gigi yang tanggal (copot) Â posisinya di depan lagi, otomatis di gelari ompong. Tak nyamanlah penampilan didepan umum apalagi ketika memberi kuliah.
Terpaksa awak memakai 2 jurus agar tidak di bilang TOP  ( Tua Ompong Peot). Jurus pertama banyak banyak senyum supaya  bibir terkatup rapat. Jurus kedua meletakkan telapak tangan didepan mulut ketika terpaksa bicara.
Awak pikir memang tak nyaman berpenampilan ompong begini. Tidak bebas berbicara didepan umum. Bersegera konsultasi ke sobat sepelangkinan Kombes Pol (P) drg Nila Utama Sp.Bm.
Alhamdulillah, hanya datang 2 kali ke Poliklinik Gigi Rumah Sakit Polri Kramatjati kini awak sudah memakai gigi palsu.Â