Sikap nyebalin acap dijumpai dalam pergaulan sehari hari antara anak manusia.  Katakan lah dia oknum bersebab tidak semua peserta diskusi menyebalkan. Contoh kongkrit di ajang  di Indonesia Lawyer Club  (ILC) sering terlihat perdebatan seru antar peserta. Perdebatan membahas satu topic yang digagas Bang Karni Iyas memang terkadang kontroversi di lihat dari sisi masing masing pembicara.
Jadi itulah kepiwaian Producer Program Talk Show ketika memilih topik diskusi  dikaitkan dengan peristiwa sosial, politik, ekonomi dan budaya yang sedang viral di skala nasional.  Peserta yang diundang cukup relevan dengan topik diskusi walaupun terkesan ada "langganan".  Langganan pembicara misalnya Effendi Ghazali, Sudjiwo Tedjo dan Rocky Gerung. 3 pakar dibidangnya ini kebetulan mampu bersikap netral sesuai  nalar yang terkadang menyentak sekaligus menyerang dua pihak pesiteru.
ILC  memang hebat bersebab  pemirsa disuguhi semangat tak mengenal menyerah para pembicara ketika membela kebenaran versi diri pribadi termasuk memperjuangkan marwah komunitas (institusi, partai dlsb). Di sinilah menariknya ketika perdebatan mengarah pada serang menyerang yang terkadang kebablasan menyerang sosok pribadi (privacy). Tak pelak ditengah riuhnya tepuk tangan hadirin terpantau sikap menyebalkan.  Sikap aneh (menyebalkan) bisa jadi  karena tidak mau kalah atau berupaya berkelit agar tidak dipermalukan di depan khalayak.
Terus terang Program ILC merupakan tayang yang ditunggu tunggu pemirsa setiap selasa malam. Agak kecewa juga ketika 28 Agustus 2018 ILC tampil melalui siaran ulang (recorded). Padahal Bang Karni kabarnya sudah menyiapkan topik diskusi bertajuk Persekusi di Pekanbaru dan Surabaya. Awak tak hendak membahas sebab musabab gagal tayang ILC namun tulisan ini lebih pada menyuguhkan sikap Bang Buyung (alm) ketika diskusi di ILC.
Prof. Dr. (lur) H.Adnan Buyung Nasution, SH[2] atau Adnan Bahrum Nasution (lahir di Batavia, 20 Juli1934 -- meninggal di Jakarta, 23 September2015 pada umur 81 tahun) adalah seorang pengacara/advokat dan aktivis Indonesia. Salah satu organisasi yang didirikannya adalah Lembaga Bantuan Hukum (LBH).[3] Pada tahun 2007-2009 Adnan Buyung Nasution dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bagian Hukum.[4] (Wikipedia)
lBang Buyung si Burung Merak Pakar hukum kalau boleh juga di bilang Sang Dewa Hukum Indonesia sudah berada di level teratas. Sikap itu tergambar ketika Bang Buyung tidak mau melayani atau menanggapi pembicara yang nyebalin. Inilah sikap elegan karena tidak ada manfaat berdiskusi dengan seseorang pembicara yang menyampaikan opini tidak berdasarkan ilmu pengetahuan tetapi di kuasai oleh emosi.
Cara Bang Buyung tentu saja secara tidak langsung meng KO pembicara nyebalin. Percuma menjawab atau menanggapi pembicara yang tidak selevel. Sikap Bang Buyung terkadang membuat penasaran lawan bicara karena Beliau tidak terpancing berdebat kusir dengan orang orang yang penuh dengan keanehan jauh dari nalar atau logika kebenaran.
Mudah mudahan pekan depan (selasa 4/9/18) Bang Karni dan ILC bisa tampil lagi setelah ditemukan kejelasan segala macam aral melintang . Tentu hak bicara tidak elok di bungkam oleh oknum siapa saja dialam demokrasi era reformasi.Â
Sebenarnya tidak ada yang perlu dikuatirkan oleh para pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan Program ILC. Toch semua pembahasan itu baru berbentuk wacana dalam artian belum tentu membentuk opini public. Eksekusi sebenarnya ada di pihak penguasa berdasarkan peraturan perundangan sebagai bentuk masukan atau koreksi dari ILC.
Baiklah kita tunggu sikap elegan penerus Bang Buyung guna membungkan oknum oknum nyebalin di alam kebebasan bicara. Membela kelompok tidak dilarang karena memang itulah tugas pokok anda namun tolong gunakan cara yang berpijak pada Bumi Budaya  Tanah Air Indonesia. Tidak sulit bersikap senyum, sapa, salam sopan santun (5 S) sebagai tanda anda seorang intelektual  beradab.