Pergelaran Asian Games 2018 sayang kalau dilewatkan begitu saja. Event olahraga terbesar kedua dunia ini diselenggarakan di Indonesia khususnya di kota Jakarta dan Palembang. Oleh karena itu sangat beruntung bagi warga yang berkediaman di 2 kota tersebut  bisa menyaksikan berbagai jenis olahraga tanpa mengeluarkan dana terlalu besar.
Selain itu malu pula awak bila tidak berkesempatan hadir disalah satu saja pertandingan. Malu kepada diri sendiri dan juga kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia mengapa tidak beranjak dari depan TV guna menyempatkan diri hadir langsung di salah satu veneu. Lihat saja betapa besar perhatian seluruh penduduk Indonesia yang datang dari berbagai propinsi menyengaja diri hadir di senayan dan lain ini lapangan pertandingan dengan segala pengorbanan.
Di samping itu catatan sejarah penyelenggaraan Asian Games bisa jadi baru akan terulang 30 tahun kemudian di Indonesia. Masa' dilewati begitu saja. Apalagi awak memiliki hajad menerbitkan buku sampai 40 buah. Tentu nanti timbul pertanyaan dari anak cucu keponakan "Mengapa di buku Datuk tidak akan cerita tentang Asian Games 2018". Itulah beberapa alasan logis kenapa awak hadir di Arena Pencak Silat Taman Mini guna membuktikan cinta tanah air. Begitu.
Sebenarnya jauh jauh hari awak sudah berencana dengan beberapa teman untuk menonton Asian Games. Namun beberapa halangan terutama usia, kedua jarak yang jauh serta beberapa kendala lain maka pilihan jatuh ke ajang pertandingan Pencak Silat.Â
Semoga sebelum Asia Games berakhir masih ada kesempatan menonton pertandingan lain, kalaupun tidak ya cukuplah di depan tivi saja. Paling tidak sejarah olahraga ini tidak dilewatkan begitu saja.
Siap mental tidak kebagian karcis mengingat pertandingan sudah mencapai babak final. Untunglah ketika mendekati loket penjualan tanda masuk masih tersedia karcis walaupun di sana tertulis karcis habis.
 Rp 100.000,- harga sebuah tanda masuk melewati pintu seleksi barang terlarang dan berjalan kaki cukup jauh guna mencapai pintu masuk sesuai arahan panitia yang tak lepas dari senyum manis.
Di sana terlihat satu regu anggota berseragam dengan tegap dan rapi menggerek bendera Merah Putih. Seluruh penonton berdiri menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya sekeras kerasnya. Di monitor televisi besar terlihat sang juara meneteskan air mata. Kemudian dilanjutkan penyerahan  medali oleh Ketua Inasgoc Erick Thohir serta boneka ikon Asian Games.
Awak duduk besebelahan dengan seorang wartawan dan seorang mantan atlit pencak silat. Lengkaplah informasi pertandingan. Sang wartawan dengan teliti mencatat score penampilan setiap peserta Manca Negara sedangkan teman disebelah kanan mengisahkan tentang seluk beluk Pencak Silat. Awak tak hendak melaporkan tentang pencak silat secara teknis namun satu kebanggaan bahwa olahraga bela diri khas Indonesia memang patut di pertandingan pada level Kejuaraan Dunia.