Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"In Memorial" Uda Buyung

5 Agustus 2018   14:04 Diperbarui: 5 Agustus 2018   14:50 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Dokumentasi koleksi pribadi

Sumber Dokumentasi koleksi pribadi

Nama Syahrir  itu tertera di izajah STM Negri Jambi tahun 1968. Namun dalam keseharian lebih sering di panggil Buyung nama anak laki laki keturunan Minangkabau dari pasangan suami istri H. Dahlan bin Affan dan Hj Kamsiah binti Sutan Mahmud.

Bagi awak pribadi, Uda Buyung adalah seorang  pahlawan keluarga kami. Betapa tidak anak ke - 4 dari 7  saudara ini merelakan dirinya untuk selalu bersama (dekat) Mak dan Bapak sementara saudara saudarinya melanjutkan pendidikan.

Uda Buyung memang pendiam, tidak banyak permintaan malah selama sekolah di STM sering terpaksa  bolos karena membantu mamak berniaga dari satu kampung ke kampung lain. Untunglah STM bisa juga diselesaikan dan selanjutnya kosentrasi berdagang dan tidak ingin melanjutkan ke perguruan tinggi.

"Biarlah Uni Husna, Nurhayati, Thamrin dan Yahya meneruskan sekolah, Buyung membantu Mak dan Bapak saja guna membiayai pendidikan"

Bapak hanya seorang pensiunan pegawai rendah pertamina dengan kondisi ekonomi keluarga memprihatinkan. Untuk itu  Mak dan Uda Buyung berniaga sembako guna mempertahankan agar saudara tidak putus kuliah.

Berdagang sembako dari kampung ke kampung sebelah Tempino  bukan pekara gampang. Mengangkut dagangan sedemikian berat dengan tenaga muda uda Buyung sangat kuat membantu usaha Mamak.

Ketika usia semakin bertambah tak terpikirkan menikah sehingga mak dan bapak merasakan kepedihan  anak lelakinya yang satu ini. Begitu besar pengabdian untuk keluarga tanpa sekalipun terucap ingin berkeluarga.

Akhirnya Mak dibantu Mak Tuo Badariyah  mencarikan jodoh dari kampung kami di Lintau Buo Batu Sangkar. Uda Buyung tanpa banyak kata bersedia dinikahkan dengan Uni Lis yang baru pertama dilihatnya. Inilah pernikahan  taaruf dimana kepatuhan seorang anak kepada orang tua.

Ketika adik adiknya selesai kuliah dan mendapat pekerjan maka serta merta Mak berhenti berdagang yang melelahkan itu.

Uda Buyung mendapat pekerjaan kontraktor  di Tempino dengan penghasilan seadanya. Tetap tinggal serumah dengan Mak dan Bapak dan lahirlah 4 putra dan 1 putri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun