Kota Jakarta ibarat lampu terang benderang terlihat dari seluruh  pelosok tanah air. Rakyat Indonesia yang berjumlah 250 juta orang pasti  menginginkan suatu saat akan menginjakkan kaki di ibu kota. Wajar saja  sejak merdeka 1945 Indonesia terlihat kemajuan pesat berupa pembangunan  sarana dan prasarana di Jakarta. Oleh karena itu rakyat ibarat laron  berterbangan menuju sumber lampu terang untuk mengais rezeki di ibukota  negara
Kata orang Jakarta itu kota ramah untuk siapa saja terutama  yang mau berkeringat. Artinya kalau rakyat mau bekerja apa saja tanpa  milih milih maka dengan sendirinya dia bisa mendapatkan uang. Bekerja  apa saja bisa asalkan legal (halal) banyak sekali lowongan dari  pekerjaan paling kasar dan keras sampai pekerjaan yang memerlukan  kerampilan khusus. Semua tersedia dan bisa diterima di kota yang dulu  bernama Batavia.
Salah satu rakyat itu adalah Kang Agus. Pekerjaan  nya berdagang . Agus S menjajakan assesoris dari Manggarai sampai Pasar  Induk Kramatjati Jakarta Timur. Ada 99 jenis dagangan Agus mulai dari  peniti sampai ke power bank. Nilai dagangan diperkiraan 4.000.000 rupiah  dengan omset 300.000 perhari. Sudah 7 tahun istiqomah berniaga cara  Rasulullah bermodalkan kejujuraan. Bersama 10 teman nya Agus menjajakan  dagangan milik Boss Besar.
 Setiap pagi berangkat berkelana di  kawasan Jakarta Timur kemudian sebelum maghrib telah pulang ke tempat  kost sekalian setor hasil dagangan ke Boss. . Pelanggan assesoris  kebanyakan orang pasar yang membeli gunting kuku, korek kuping, korek  gas, earphone, charger hp, sisir, pincet kecil, dan lain lain.
 Awak bersua Agus yang berasal dari Sukabumi di serambi Masjid Jami An  Nur Jln Raya Bogor Kramatjati. Ketika itu kami baru saja selesai  menegakkan Shalat Jum'at. 26 Januari 2018. Sambil istirahat kami  berbincang tenatang hidup dan kehidupan di Kota Metropolitan. Sementara  itu beberapa jamaah membeli beberapa dagangan Agus. Bapak beristeri dan 1  anak ini dua minggu sekali pulang ke kampongnya Sukabumi. Merasa nyaman  berdagang assesoris keliling sehingga tak terpikir untuk berganti  professi.
Agus pamit dan mulai lagi bergerak dan bergerak  menjemput rezeki halal dari Allah SWT. Inilah kehidupan anak manusia  yang sangat beragam. Jakarta memang kota padat berpenduduk hampir 10  juta di waktu siang dan 8 juta di waktu malam. Agus adalah [penduduk  Jakarta sedangkan yang 2 juta lagi adalah warga Bogor, Tanggerang,  Bekasi dan Depok yang mencari makan di Jakarta tetapi tetap tinggal di  kampong masing masing.
Subhanallah, pekerjaan halal masih banyak  kenapa juga masih ada yang mencari jalan pintas di ibukota menjadi  preman. Ada saja oknum yang menganggu ketentraman warga jakarta dengan  melakukan pekerjaan kriminal. Semoga rakyat seperti Agus Sukabumi bisa  dijadikan contoh teladan dengan prinsip selama mau berkerja maka rezeki  itu akan datang sendiri.
Salamsalaman
TD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H