Sudah cukup lama awak berniat menggunakan commuter line jurusan Jatinegara - Cikarang.  Alhamdulillah akhirnya niat itu terlaksana pada hari Senin 27 November 2017.  Niat tersebut terbuncah bersebab telah di hubung kan nya fasilitas kereta api sampai cikarang dimana putri awak bekerja disana. Sebelumnya agak repot juga  menuju kawasan industri Jababeka dari kota Jakarta.
Diperlukan waktu sampai 3 jam lebih melalui kendaraan umum.  Apalagi kalau menggunakan Bus Angkutan Umum melewati tol ke arah Cikarang - Cikampek.  Macetnya bukan main  main tak mengenal waktu pagi siang bahkan sampai malampun jalanan  padat sekali. Kalaupun ingin menggunakan kereta api pada saat itu baru sampai Bekasi Barat.  Dari sini naik lagi kendaraan umum yang jalannya kayak bebek beranak sembilan. Lambat sekali.
Syukurlah di awal  bulan November 2017 commuter line telah tersambung sampai Cikarang.  Jelas sekali transportasi anti mecet ini bisa menghemat waktu sampai 2 jam di banding dengan sebelumnya.  Oleh karena itu patut disampaikan ucapan terima kasih  kepada Bapak Menteri Perhubungan beserta jajaran.  Harapan warga kepada Direktur KA kalau boleh pelayanan ditingkatkan terkait jadual keberangkatan bisa setiap setengah jam sekali. Terima kasih,
![dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/27/komjen5-5a1bd376888adf28097c19c2.jpg?t=o&v=770)
Ok awak menunggu di peron sembari memperhatikan warga jakarta bergegas menuju tempat kerja masing masing.  I Hate Monday benar juga,  hari Senin memang membuat sebagian orang stress bukan hanya karena macet juga diwajibkan apel pagi bagi PNS.  Awak menyaksikan abdi negara itu mengenakan seragam Korpri ada yang naik dan turun communter line. Gerakan PNS dan warga lainnya gesit  sekali seperti layaknya lomba jalan cepat.
![dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/27/komjen12-5a1be13ba8d35e22527925a2.jpg?t=o&v=770)
Pukul 06.30 Commuter line tiba dari kota.  Awak tak dapat duduk, terpaksa berdiri bersebab penumpang menuju Bekasi banyak juga.  Oleh karena itu niat membaca buku tertunda sejenak sambil berdoa kiranya penumpang yang duduk di depan  segera turun di stasiun berikut.  Ternyata setelah Bekasi Barat baru bisa merasakan nikmatnya duduk, dan mulailah awak membaca buku (sebagai seorang murid Imajiner awak Buya Hamka).  Stasiun demi stasiun dilewati tak terasa 60 menit telah berlalu seiring  terdengar pengumuman dari speaker  commuter lain bahwa sebentar lagi tiba di Cikarang.
![dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/27/komjen14-5a1be159b881b63f724d23a2.jpg?t=o&v=770)
Awak tak ingin segera pulang ke jakarta. Ingin juga berwisata ria di  Cikarang.  Paling tidak ke kawasan Jababeka tempat Amel bekerja.  Mulailah menyusuri pertokoan sambil  berolahraga jalan kaki.  Wah masih  ada becak disini, luar biasa cukup lama juga tak menyaksikan kendaraan  tradisionel demgan bahan bakar nasi dua piring.  Pemda setempat masih  meng izin kan becak beroperasi bersama dengan jenis transportasi lain  yang menggunakan BBM.  Ternyata konsumen becak ini adalah para pedagang  yang bisa sekalian mengangkut buntalan atau karung belanjaan. Â
![dokumen pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/11/27/komjen7-5a1bd40a2599ec12e6490c92.jpg?t=o&v=770)
Zainal Abidin driver ojek kelahiran Balikpapan mengantarkan berkeliling akhirnya menuju ke Stasiun. Alhamdulillah nikmatnya silaturahim memberikan satu kepuasan bathin bahwa bergerak keluar rumah dengan niat semata mencari redha Allah SWT sungguh suatu kebahagiaan tak terkira. Â Awak mendapat pula satu pemandangan langka yaitu menyaksikan Bapak Masinis. Â Topi nya itu lho. Â Agak unik dan sudah sangat jarang sekali menyaksikan petugas Kereta Api yang mengatur sinyal berseragam khas.