Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pahlawan Tanpa Jasa(d)

9 November 2017   17:34 Diperbarui: 9 November 2017   18:14 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                       

Sumber : Hanmas

Siapapun anda yakinlah bahwa anda  pahlawan.  Paling tidak  pahlawan bagi keluarga.  Rela berkorban berpayah payah untuk mencari  penghasilan guna mensejahterakan keluarga.  Rela berkorban membanting  tulang guna membahagiakan lingkungan sekitar.  Inilah ciri abadi seorang  pahlawan : rela berkorban.  Berkorban tenaga, pikiran dan harta, kalau perlu berkorban jiwa guna kemaslahatan umat.

 Patut dimenegerti seorang Pahlawan tidaklah harus orang terkenal.  Menjadi pahlawan sejati tidak perlu  pengakuan.  Biarlah masyarakat yang menilai mana pahlawan sejati mana  pahlawan kesiangan.  Dalam skala kecilpun kita bisa menjadi pahlawan.   Jiwa kepahlawanan itu melekat pada setiap orang, hanya saja kualitas  dan kuantitasnya yang berbeda.

Jadi Pahlawan sejati adalah  warga  yang telah berupaya membelakangkan kepentingan pribadi untuk kepentingan  orang lain.  Orang yang telah selesai dengan urusan pribadinya.  Materi  bukanlah ukuran untuk mejadi pahlawan, tetapi kekayaan hati adalah  segalanya bagi seorang pahlawan. karena setiap manusia memiliki hati,  tergantung hati itu diletakkan di sanubari atau telah terpendam oleh  nafsu duniawi.

Lupakan apa yang diberitakan koran dan  televisi maupun radio ataupun desas desus. Pertikaian politik antara  elit politik menjauhkan sifat pahlawan dari lingkungan kehidupan mereka.   Tidak ada sikap rela berkorban yang adalah upaya mengorbankan orang  lain.  Oknum birokrat itu apakah di eksekutif, legislatif dan yudikatif  telah terlena dalam buaian syahwat duniawi. Jiwa kepahlawan telah sirna  dari hati nurani mereka. Ditengah hiruk pikuk hari pahlawan masih  saja ada oknum elit itu yang mengaku - mengaku menjadi pahlawan.   Katanya telah berjasa berbuat ini dan itu. Oke mari kita beri mereka  gelar : pahlawan kesiangan.

Dengan demikian berdasarkan uraian diatas  kita semua adalah pahlawan.  Apakah dia seorang pria kepala keluarga, ataupun seorang ibu rumah  tangga atau seorang pemuda/i. Pahlawan adalah orang yang keberadaannya  disenangi lingkungan karena semua perbuatannya dilakukan dengan niat  tulus ikhlas tanpa membutuhkan pujian.  Semua berangkat dari hati yang  bersih. Dan pahlawan itu adalah diri anda saudaraku. Semoga pengabdian  kita dapat memberikan rasa bahagia untuk semua.

Untuk memperkuat argumen tersebut mari kita ikuti perbincangan di kamar sebelah antara dua orang rakyat terkait pemahaham pahlawan menurut versi mereka. yang dibagi atas 5 episode : 

Episode satu

  "Bro kog ente  masih juga cari muka"

  "ini bukan cari muka tapi ini perjuangan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun