Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cita-cita Menjadi Professor

20 Desember 2016   11:37 Diperbarui: 20 Desember 2016   15:17 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Professor " Itulah jawaban Rifqi Rolyansyah ketika ditanyakan apa cita cita. Jarang awak mendengar anak anak menjawab Profesor, biasanya dokter, polisi, tentara , pilot atau mau jadi guru. Entah apa yang ada di benak Rifqi, Professor yang kepala botak atau professor yang seperti apa dimaksud anak kelas 4 Sekolah Dasar ini.  Berbeda pula Hafizh abang Rifqi  kini duduk di kelas 7 bercita cita menjadi Dokter.  Meneruskan jejak Papa dan Mama yang berlatar belakang kesehatan,  katanya. 

Paling tidak jawaban tegas dan spontan menunjukkan anak ini sudah punya angan angan mau jadi apa kelak ketika sudah besar.  Tidak apalah nanti kalau cita cita itu berubah sering dengan berjalannya waktu. Gantungkanlah cita cita mu setinggi langit, inilah petuah nenek moyang dari zaman ke zaman.  Pertanyaan standar orang tua ke anak selalu di mulai “apa cita cita mu nak" . Sebagian besar anak anak bisa langsung menjawab namun a pula  yang hanya termanggu. Memang ada baiknya anak anak sering ditanya, nanti mau jadi apa hayoooo.

Wikipedia menjelaskan : Professor (commonl5y abbreviated as prof.)[1] is an academic rank at universities and other post-secondary education and research institutions in most countries. Literally, professor derives from Latin as a "person who professes" being usually an expert in arts or sciences, a teacher of the highest rank.[1]

Perkembangan teknologi informasi semakin memanjakan anak manusia dalam berkomunikasi di dunia maya.  Kini tak pelak alat canggih super modern sudah merambah ke anak tingkat SD.  Sudah bukan hal yang luar biasa apabila Rifqi dan teman seusianya telah memiliki telepon genggam. Lihat saja setelah menerima hadiah buku BUKAN HOAX langsung saja Rifqi share ke instagram lengkap dengan foto narsis. Anak zaman sekarang memang luar biasa cerdas  beda dengan anak kelahiran tahun 50 an seperti awak,

Mas Romy beserta istri dan dua putra Hafizh Rolyansyah dan Rifqi Rolyansyah tinggal di Kalisari Cijanting.  Keluarga KB  bertandang ke rumah kami di kawasan BHP Kampung Dukuh Jakarta Timur. Sudah lama tak bersua saudara dari satu daerah Jambi. Papa Hafizh Alumni Akper Polri kini bekerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Budi Asih. Sudah 17 mengabdi sebagai PNS Pemda DKI di bidang ICU dan kegawat daruratan, kini berencana mengikuti pelatihan perawatan operasi penyakit jantung di RS Harapan Kita.

Kembali ke Professor. Awak memberikan apresiasi kepada Rifqi terkait cita cita.  Setiap cita cita akan di catat oleh malaikat dan selanjutnya Makhluk Tuhan yang Maha Perkasa itu akan mengawal cita cita Rifqi sampai terwujud menjadi Professor.  Awak selalu menyakini anak anak muda agar mempunyai cita cita, Yakinlah satu saat keinginan pasti terkabul.  Pengalaman awak sebagai anak desa di dusun kecil Tempino Jambi bercita cita ke luar negeri, entah bersebab apa tanpa uang sendiri akhirnya bisa melalang buana ke antar benua.

Sumber : Dokumentasi Pribadi /Td
Sumber : Dokumentasi Pribadi /Td
Yes motivasi wajib terus diberikan kepada generasi muda.  Cita cita adalah awal dari kemauan kuat. Rajin membaca akan menambah wawasan dan membuka mata bahwa dunia ini luas dan kita satu saat pasti akan mendarat disana. Awak menjelaskan ke Hafizh dan Rifqi bahwa gelar Professor itu adalah penghargaan tertinggi bagi seorang akademisi.  Sebaiknya seorang ilmuan berada di jalur Pendidikan dengan syarat bidang pengetahuan yang diambil linier.  Artinya bila berminat di bidang ekonomi  maka S1, S2 dan S3 harus di bidang yang sama. Gelar Profeesor dengan sendirinya akan melekat ketika persyaratan  menjadi Guru Besar telah terpenuhi.

Mata Hafizh dan Rifqi nampak berbinar binar tanda paham mendengar petuah awak.  Sambil melihat lihat perpustakaan keluarga mereka coba menghitung berapa banyak buku di lemari. Kami adalah keluarga pembaca, anak anak semua suka membaca diawali dengan kegemaran membaca komik. Asset keluarga adalah buku, masing masing  anggota keluarga memiliki koleksi buku sendiri.  Rendithya Ramdan Fikri, Fauzan Hamidi dan Amalia Muflihat Alhamdulillah telah meyelesaikan kuliah di Universitas Indonesia sedang si sulung Adithya Husada Alumni STAN kini bekerja di Kementrian Keuangan.

Buku adalah jendela dunia, kini awak pun sudah memiliki daun jendela sendiri. Pasalnya awak setelah pensiun 2010 mendapat kesibukan baru.  Kesibukan yang ternyata sangat meng asyeik kan yaitu menulis.  Inilah dunia baru seorang purnawirawan merambah belantara jurnalis.  Ketika tulisan itu semakin banyak maka terniat di hati mngumpulkan nan terserak di kompasiana.com.   Alhamdulillah berawal dari buku BUKAN ORANG TERKENAL kini telah diterbitkan buku ke – 10 yang juga menggunakan kosa kata bukan.  BUKAN HOAX.

Buku menjadi ajang silaturahim kepada sanak saudara teman dan kerabat.  Selama ada stock buku, awak memberikan kado special kepada teman.  Tentu saja namanya hadiah maka diberikan secara cuma Cuma.  Kata orang melayu  ipin dan upin. alias  gratis.  Semua itu bisa terwujud  bersebab selalu ada subsidi dari rekan rekan yang menghargai nilai buku dengan harga luar biasa sehingga bisa menutupi ongkos biaya cetak.

Mas Romy awak hadiahkan pula buku ke 8 Magnet Baitullah. Buku ini merupakan pengalaman praktis  mengelola Masjid Jami An Nur dalam kapasitas sebagai Khadimullah.  Buku Magnet Baitullah dan telah disebar ke seluruh Propinsi di Indonesia berkat budi baik sahabat di keliwayahan. Mudah mudahan bermanfaat dalam upaya bersama memakmurkan Baitullah di seantero Nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun