Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menangislah, Tuan

16 Desember 2016   08:56 Diperbarui: 16 Desember 2016   09:52 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bisakah tangisan dihentikan.  Bisa tentu, Anak-anak menangis biasanya menuntut sesuatu. Bisa jadi dia lapar, atau minta di belikan mainan.  Teori take dan give  berlaku bagi anak-anak.  Mereka akan segera berhenti menangis ketika permintaannya terpenuhi.  Sederhana bukan ? . Namun anak anak sebaiknya di berikan kompensasi.  Artinya ketika kebutuhan sudah didapat anak anak wajib berjanji akan patuh kepada orang tua.

Ada lagi tangisan bersebab rasa sakit yang luar biasa.  Inilah tangisan yang sagat menyedihkan karena menderita satu penyakit kronis dan dirasakan tubuh seperti tertusuk tusuk sesuatu yang menyakitkan.   Biasanya Dokter memberikan obat penghilang sakit untuk mengatasi keluhan sementara.  Namun kesakitan itu akan muncul  lagi apabila sumber penyakit masih bercokol didalam tubuh.

Tangisan Rizky Pora lain lagi.  Inilah tangisan sejati penuh keharuan. Rizky dan seluruh pemain bola sepak Indonesia mengungkapkan perasaan dengan berbagi cara.  Ada yang sujud syukur, ada yang mengepalkan tangan ada pula yang terbaring di lapangan hijau.  Ini moment bukan rekayasa kawan.  Perjuangan membela Indonesia adalah perjuangan sejati seperti niali nilai juang 45.  Seluruh kemampuan, tenaga dan pikiran terpadu bagaimana cat=ranya bisa memberikan terbaik untuk Indonesia.

Tidak sedikit penonton ikutan menangis.  Bukan cengeng sobat, tetapi ini adalah tangisan keluar dari rasa nasionalisme membuncah.  Suporter bola baik yang menyaksikan langsung atau yang di luar stadion latur dalam eiporia kemenangan.  Tangis bola adalah tangis kebanggaan dan siapau yang mengaku pecandu bola pasti terbesit rasa haru didada.  Semoga tangisan itu akan semakin membahasa pada tanggal 17 Desember 2016 ketika Boaz dan kawan kawan juara di ajang AFF.

Poin yang ingin saya sampaikan disini adalah bahwa menangis adalah ungkapan hati.   Terserah bagi anda menilainya.  Tidak usahlah di uji apakah tangisan itu mengeluarkan air mata atau rekayasa.  Sabarlah, nanti juga terlihat dalam perjalanan sejarah mana yang emas mana yang loyang.  Maksud awak menangis adalah hak azazi manusia, tidak boleh dilarang.  Jadi menangislah mumpung belum dilarang Undang Undang.

Salam salaman

TD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun