Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serasa di Hongkong

25 September 2016   18:59 Diperbarui: 26 September 2016   05:45 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awak sebenarnya berniat mengajak istri yang juga alumni.  Namun apadaya rencana itu tak kesampaian.  Pasalnya Anak nomor satu yang tinggal di Cibubur meminta neneknya menjaga cucu bersebab besan sedang ada gawean di Bandung.  Icha hadir bersama Ratna Djuwita dan Tuty.  Tjendrawasih hadir bersama istri dan terakhir Ana Saman beserta anak cucu tiba di area silaturahim.

Sahibul hajad muncul. Andy dan Saldanis sobat yang sejak tamat kuliah bekerja di Propinsi Bengkulu. Mulailah pesanan makan dengan harga dua kali lipat. Biarlah mahal sedikit yang penting pertemuan ini membuat kami semua gembira ria bercerita kisah lama. Awak memilih menu  yang tidak tersedia di rumah. Itulah rumus kawan kawan polri ketika di traktir makan. Ngapain pesan makanan yang biasa, cobalah masakan yang unik walaupun ber resiko tidak cocok dengan perut.

Sessi foto terus dilakukan. Minta tolong kepada pelayan restoran berkali kali. Ada alasan logis kenapa harus berfoto di setiap pertemuan atau kegiatan.  Tidak lain berselfie ria itu dimaksudkan sebagai dokumentasi keberadaan kita di satu tempat, satu peritiwa dan satu waktu.  Alibi, itulah kata yang tepat sebagai bukti keniscayaan  bahwa seseorang berada disatu tempat dan pertemuan itu memang ada.  Foto sebagai bukti tak terbantahkan untuk menghindari berita hoax.   Bisa juga berfoto ria untuk dijadikan laporan ketika di share via  WA atau media sosial lainnya.  oooiii tobo sedang ado disini. 

hong3-57e84f8a8423bda60e9fd1d7.jpg
hong3-57e84f8a8423bda60e9fd1d7.jpg
Hongkong

Makanan pun terhidang,  mulailah kami menyantap hidangan sesuai dengan pesanan masing masing. Rasa nano nano awak rasakan di menu ala barat bercampur hainan. Tapi biarlah, membelajarkan si kampong tengah (perut) tentang keberagaman masakan internasional. Celakanya sang perut yang terbiasa menerima nasi padang tetap unjuk rasa. Sang lidah terpaksa protes sedikit yang katanya hidangan hari itu tak senikmat rendang masakan terenak nomor satu didunia.

Waktu sholat Dzuhur tiba, Bergiliran menunaikan ibadah di musholla yang lumayan bersih walaupun agak sempit . Setelah perut kenyang, maka dilakukanlah beberapa kesepakatan. Pertemuan selanjutnya mau diadakan dimana dan kapan. Awak memberanikan diri mengajukan usul agar silaturahim selanjutnya di adakan di kediaman. Alhamdulillah sahabat setuju, Nanti kita bahas di WA terkait waktu pertemuan. Kalau bisa semakin banyak alumni yang hadir.

Nah disini baru awak masuk ke kata serasa. Yana sebagai penjuru yang juga bertindak sebagai guide menuntun para sepuh ke lantai 4 dan lantai 5. Inilah lokasi tempat mejeng alias selfie yang mirip destinasi wisata luar negri. Kami terkagum kagum, memang benar indah adanya. Mata kami di puaskan dan dimanjakan pemandangan seperti bukan di nusantara. Mulailah juru foto beraksi. Secara bergantian bergaya di belakang latar yang ada tulisan huruf kanji. Ini dia tulisan aksara china yang kami tidak mengerti artinya.  Bergaya dilatar belakang tradisi negeri kuning menunjukkan seolah olah kami sedang berada di Hongkong.

Serasa di Hongkong semakin terasa karena di kawasan ini terlalu banyak saudara kita dari etnis china sedang berbelanja atau wisata kuliner.  Kata Yana tempat ini menjadi favourite memilih masakan beragam dari yang tradisionel sampai masakan internasional.  Pantas saja ramai sekali apalagi di hari hari libur. Kawasan elite yang menawarkan komoditas brand tentu menguras kantong,  bolehlah sekali setahun kesini untuk sekedar pembuktian bahwa kualitas kemewahan sudah sekelas destinasi luar negeri.

Beberapa shoot view dengan angel berbeda diambil. Ada lampu lampion disana, ada pula kuil dengan corak khas tembok china. Jadi seandainya foto itu di share di saudara saudara wong kito, so pasti mereka percaya 100 %  ketika kami bilang foto itu di ambil di Macau atau Hongkong atau Beijing atau Taiwan. Seandainya sobat ingin pula berfoto disana, menikmati wisata serasa di Hongkong, silahkan datang ke Grand Indonesia di kawasan Bunderan Hotel Indonesia Jakarta.

Salamsalaman

TD

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun