Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

80 % Kompasianer Baik hati

26 April 2016   08:52 Diperbarui: 26 April 2016   09:19 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Meminjam Celoteh  Cak Lontong yang berlagak sok bisa menganalisis permasalahan berdasarkan statistik, maka izinkan awak berceloteh tentang status "hati" kompasianer. Sebelum menelisik hati kompasianer baik kita ikuti ulah Cak lontong.  Contoh analisa Cak lontong begini " 80 % warga Jakarta adalah pemakai transportasi umum" ketika pembawa acara bertanya : " yang 20 % Cak ?" dengan santai pelawak bongsor ini mengatakan " sisanya juga naik bus way" hehehehehehe

Humor segar Cak Lontong ini menggunakan jurus melawan logika. Pemirsa digiring oleh angan angan bahwa yang 20 % itu pasti warga yang menggunakan kendaraan pribadi. Namun ternyata Cak Lontong mampu membuyarkan pola pikir logika dengan lawakan se level intelektual kelas atas.

Ada lagi candaan pelawak yang suka pakai blangkon dan jas resmi ini yang benar benar bisa diterima akal sehat. Coba perhatikan :

  1. Berhentilah menuntut ilmu, karena ilmu tidak bersalah.
  2. Jangan membalas budi, karena belum tentu Budi yang melakukannya.
  3. Jangan mengarungi lautan, karena karung lebih cocok untuk beras.
  4. Berhenti juga menimba ilmu,karena ilmu tidak ada di dalam sumur.
  5. Dan janganlah bangga menjadi atasan, karena di Pasar Baru, atasan 10 ribu dapet 3.

Ya sudahlah kita tinggalkan sementara Cak Lontong. Izinkan awak menggunakan jurus logika terbalik {si pelawak terpopuler lucu dan tidak pernah menggunakan kata jorok apalagi menghina lawan lawak} terkait status hati Kompasianer. Celoteh itu berbunyi begini : " 80% Kompasianer Baik Hati, sisanya lebih Baik Hati"

Nah aman khan? Tidak ada disini pernyataan berbunyi "kompasianer jelek, jahat, provokator, kompor dan sifat buruk lainnya"  Yes bebas dari bully dan ancaman serta dikucilkan. Awak paham benar pesan dari tetua ketika dari Jambi akan merantau ke pulau jawa. Cukup anadan ucapkan 3 kata saja kalau dikau mau aman sentosa dan sejahtera di negeri orang.  Apa tiga kata untuk pergaulan di masyarakat itu ? Pertama kosa kata Terima-kasih, kedua kata Maaf dan ketiga perkataan Minta Tolong.

Berbekal pesan keramat itulah awak menulis ikutan di kompasiana kemudian menterjemahan petuah tetua menjadi motto menulis : Penasehat, Penakawan dan Penasaran. Alhamdulillah sampai saat ini kondisi aman aman saja setelah menayangkan 1.700 tulisan sejak bergabung 19 Agustus 2010 di kompasiana.com.

Yes setelah puji pujian sebenarnya ada udang di balik batu. Awak berkeyakinan 100 persen kompasianer itu baik hati. Oleh karena itu sudilah kiranya sobat kompasianer membantu awak menerima dan kemudian Menghadiahkan Buku Magnet Baitullah ke Masjid di tempat sobat bermukim.

Ceritanya begini : Ahad 24 April 2016 kami meluncurkan Gerakan Hibah 1 Juta Buku Magnet Baitullah Untuk Masjid Masjid di seluruh Indonesia. Untuk mendistribusikan Buku Magnet Baitullah (MB) ke seluruh Nusantara tentu perlu bantuan saudara saudaraku kompasianer yang baik hati.

Tahap pertama sudah di cetak 500 Buku MB. Separuh dari buku telah di hibahkan pada acara Launching Buku dan sisanya akan di sebarkan ke seluruh Indonesia. Kompasianer Agung Sony merupakan sobat yang pertama menerima buku MB untuk Provinsi Bali. Selanjutnya terima kasih atas kesediaan kawan sayo sekampong kompasianer Dues K Arbain yang menetap di Medan tetapi berpesan agar MB di kirim ke Palembang.

Mbak Roesda kompasianer yang menetap di Ambon Maluku bersedia menerima Buku MB dan selanjutnya akan menyampaikan kepada Pengurus Masjid setempat. Malah Mbak Roesda berkenan mendokumentasi acara serah terima buku kepada Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Ambon . Terima kasih foto itu sebagai alibi memang  MB telah sampai di Indonesia Timur.

Selanjutnya awak berkehendak minta tolong kepada kompasianer Bapak Syukri Mahmud yang tinggal di Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Demikian pula kepada  kompasianer Mustafa Kamal untuk Propinsi Kepulauan Riau.   Juga kepada sahabat saya kompasianer Pak Guru Johan Wahyudi di Provinsi Jawa Tengah.

Buku MB akan di kirim via PT Pos masing masing sebanyak 3 buah. Satu buku untuk sobat kompasianer dan 2 lagi mohon disampaikan kepada pengurus masjid setempat.  Inilah cara praktis menyebarkan buku praktis yang bisa terlaksana berkat budi baik kompasianer yang bermukim di seluruh Indonesia.

Awak masih search sobat kompasianer  yang berdomisili di Propinsi lain. Setelah mendapatkan data awak akan mengirim buku ke alamat provinsi yang belum terkirim buku. Semoga dalam waktu 3 bulan Buku MB telah tiba di seluruh Propinsi di Indonesia. Dengan demikian tahap pertama dari Gerakan Hibah 1 juta Buku Magnet Baitullah Untuk seluruh Masjid di Indonesia tercapai.

Buku Magnet Baitullah adalah buku awak yang ke – 8 . Buku MB beriisikan tentang pengalaman mengelola masjid dengan sub judul Tiga Syarat Utama Memakmurkan Masjid. Kami dari komunitas Gerakahn Hibah 1 juta Buku MB berharap kiat kiat yang telah dilaksanakan Masjid Jami An Nur bisa di jadikan referensi dalam upaya Memakmurkan Masjid pada tingkat Rukun Warga atau Kelurahan.

Inilah langkah awal dalam Gerakan Skala Nasional. Jalan masih panjang, ada tahapan selanjutnya secara sistematis sehingga target 1 juta Buku MB bisa terdistribusi ke seluruh masjid di Indonesia. Semata berharap redha Allah SWT dan Bimbingan Sunatullah Rasulullah Nabi Muhammad SAW semoga Buku Magnet Baitullah menjadi salah satu Syiar Agama islam di muka bumi ini.   Amin Ya Rabb.

Terima kasih  tak terhingga atas budi baik sobat kompasianer yang berkenan ber partisipasi pada Gerakan Hibah 1 Juta Buku Magnet Baitullah. Kita berkeyakinan Program ini akan tercapai pada satu saat nanti.  Semua keyakinan itu berangkat dari Fatwa Buya Hamka Pujangga Sastrawan Indonesia yang pernah mengatakan : “ Biarlah Tulisanmu itu mengikuti Takdirnya, Biarlah Buku mu itu Membela Dirinya sendiri. “ Subhanallah

Wassalam

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun