Peringkat Rumah Sakit Tahun 2015 tersebut adalah
- Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta
- Rumah Sakit Karyadi Semarang
- Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta
- Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
- Rumah Sakit Sardjito Jogyakarta
- Rumah Sakit Fatmawati Jakarta
- Rumah Sakit Sanglah Denpasar
- Rumah Sakit Dharmais Jakarta
- Rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto Jakarta
- Rumah Sakit Wahidin
- Rumah Sakit Persahabatan Jakarta
- Rumah Sakit Husein Palembang
- Rumah Sakit Adam Malik Medan
Perlu disimak disini peringkat Rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto Jakarta tahun 2015 berada pada peringkat 9 . Posisi itu semkain meningkat dibanding  tahun 2013 berada di posisi ke 18. Tentu saja keberhasilan ini tidak lepas dari kerja keras seluruh personil yang dipimpin oleh Kepala Rumah Sakit Brigjen Pol dr. Didi Agus Mintadi, Sp Jk, DFM.
Sebagai data pembanding, tingkat pemakaian tempat tidur (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto mencapai angka 80 %. Â Angka ini menunjukkan pelayanan optimal diberikan kepada setiap pasien dengan kebijakan tidak menolak pasien. Â Kebijakan ini berangkat dari pemikiran bahwa seseorang yang memerlukan pertolongan perawatan wajib dilayani secara paripurna dan jangan sampai ditolak dengan alasan klasik tidak tersedia tempat tidur atau rumah sakit penuh.
Tidak Menolak Pasien
Penolakan pasien bisa jadi sangat merugikan keluarga karena mereka harus pergi ke rumah sakit lain yang belum tentu bisa menerima dengan alasan yang sama. Sering kali terjadi akhirnya pasien wafat dalam perjalanan karena di tolak disana sini. Trenyuh. Oleh karena itu guna memberikan pelayanan rawat inap Manajemen Rumah Sakit terus menambah jumlah tempat tidur. Â Saat ini tersedia 500 tempat tidur yang tersebar di setiap ruangan sesuai dengan pengelompokan jenis penyakit pasien.
Sebagai ilustrasi, hari Selasa 5 Januari 2015 saya melihat kesibukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD)  Rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto Jakarta. Sekitar 30 pasien siang itu sedang mendapat perawatan di IGD. Ade Rosadi Kepala Perawatan IGD mengatakan setiap hari lebih dari seratus orang yang datang memeriksakan kesehatan. Tampak Dokter dan Perawat serta petugas administrasi sibuk melayani pasien sementara keluarga pasien menunggu pemberitahuan kapan saudaranya akan di kirim ke ruang perawatan. Â
Ditengah kesibukan petugas saya menyaksikan seorang karyawan  bagian gizi memberikan  nasi kotak  kepada pasien. Tidak biasanya calon pasien mendapatkan jatah makan. Namun itulah kebijakan Manajemen RS  sebagai konsekuensi pasien yang datang dengan indikasi rawat tidak boleh ditolak. Artinya apabila Dokter Jaga memutuskan pasien harus dirawat maka otomatis mereka menjadi tanggung jawab rumah sakit.  Bertumpuknya pasien di IGD menggambarkan betapa keberadaan RS Polri sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sembari menunggu pemberitahuan tempat tidur telah tersedia di ruang perawatan untuk sementara pasien dilayani di beberapa ruangan perawatan transit IGD.
Operasi Jantung
Menyambut Setengah Abad usia Rumah Sakit yang jatuh pada tanggal 23 Mei 2016,  Brigjen Pol dr. Didi Agus Mintadi, SpJP, DFM beserta jajaran  terus meningkatkan kualitas pelayanan.  Tolok ukur dari kualitas pelayanan prima tergambar dari cita cita ingin menduduki posisi ke - 6 peringkat Nasional Rumah Sakit di Indonesia. Inilah standar objektif yang akan dicapai. Untuk itu berbagai upaya dilakukan menyangkut peningkatan kualitas pelayanan yang tidak mungkin terlepas dari aspek profesionalisme sumber daya manusia.Â
Ketika berbincang dengan Kepala Rumah Sakit, saya mendengar Beliau mengatakan bahwa Rumah Sakit baru bisa diakui hebat ketika mampu melaksanakan Operasi Jantung.  Seketika saya terhenyak, karena selama ini yang ada dalam benak pikiran bahwa Rumah Sakit yang hebat itu ketika telah memiliki fasilitas ICU/ ICCU dan NICU yang banyak serta pelayanan IGD yang cepat dan cergas. Namun ternyata anggapan itu salah Rumah Sakit hebat bukan tersedianya peralatan medis canggih dan dokter super spesialis.