Buruh Pertamina ada juga yang sangat hobi nonton. Â Mereka dipastikan masuk bioskop 2 kali semalam atau nonton 2 kali agar lebih puas katanya. Â Bagi Pasmanin oke oke saja selama tempat duduk masih tersedia. Â
Namun yang paling sebel ada penonton yang duduk di sebelahnya. Â Betapa tidak, si penonton senior itu bukan saja menonton tetapi ikutan meng komentari film yang sedang di putar yang nota bene telah ditonton. Â Layaknya dia seperti meliput reportase pertandingan sepak bola. Jadilah penonton baru terpaksa [pindah tempat duduk] Â karena terganggu oleh siaran langsung tersebut.Â
Itulah cerita lama ketika awak masih duduk di  SR, SMP sampai SMA tahun 1958 - 1970.  Tontonan bagi anak dusun sepertinya melalang buana kan angan angan mereka.  Angan angan bagaimana nanti bisa menjadi pemain film seperti yang  sering disaksikan dilayar lebar.   Ada juga yang bermimpi kapan bisa sampai di negri orang seperti di Hongkong, Australia, Eropa dan Benua lain. Â
Ya tontonan gratis itu telah membuka wawasan budak budak Tempino, bahwa ada dunia lain [di luar kampong mereka] yang modern, Di kota kota besar terlihat kemajuan transportasi, pendidikan dan tempat tempat hiburan.
Inilah dampak positif dari hadiah Pertamina berupa penghiburan pemutaran film bioskop. Â Budak Tempino melihat dunia dari bioskop dan bermimpi akan tiba saatnya mereka menginjakan kaki di negri orang nun jauh disana.Â
Dari sinilah kami melangkah.
Terinspirasi dari Bioskop tak pelak budak budak Tempino semangat belajar, terus melanjutkan sekolah sampai ke Perguruan Tinggi. Â Dari sinilah kami mellangkaj. Banyak anak anak Tempino yang sukses di perantauan dalam berbagai profesi. Â Membawa dan menjaga nama baik kampong sebagai bentuk rasa terima kasih telah dilahirkan dan dibesarkan di Wonderfull Tempino.
Sudahlah, itu cerita dulu ketika Pertamina masih berjaya, ketika minyak bumi masih berlimpah bumi Tempino. Setelah minyak mentah habis terkuras Pertamina pun tanpa mengucapkan wassalam pergi begitu saja.  Bak pepatah "habis manis sepah di buang".
Kini Desa kami sepi nyaris seperti sunyi. Gedong bioskop  terlunta ditinggal begitu saja tak terawat. Tidak ada lagi pemutaran  fim, gedung bioskop beralih fungsi menjadi lapangan badminton atau futsal.  Gedung tak terpelihara padahal dia terletak di tengah desa, Bioskop kebanggaan itu kini kotor dan kumuh, sepertinya kambing yang lebih sering bermukim disana,...
Salamsalaman
TD