Batik Betawi
Jamaah haji Indonesia sudah mengenakan busana batik. Busana sebagai identitas asli bangsa Indonesia di kancah internasional. Namun ketika wukuf di padang arafah ada baiknya busana yang dipakai hanya 2 helai itu tetap berwarna putih untuk menjaga kekhusyuan. Setelah tahalul silahkan berbatik ria kembali, yang penting menutup aurat.  Paling tidak berbatik akan memudahkan para petugas haji bila menemukan jamaah Indonesia yang kesasar.Â
Jadi cocoklah hari batik nasional yang ditetapkan jatuh tanggal 2 Oktober dijadikan momentum untuk berbatik bagi komunitas lain. PNS Pemda DKI telah melaksanakan reformasi kultural dengan mengenakan busana khas adat Betawi pada hari hari kerja tertentu. Komunitas lain yang masih dibawah wewenang Pak Gubernur AHOK dimaksud adalah Satpol PP. Bapak  Gubernur DKI nampaknya agak sulit juga mengendalikan semangat polisi khusus daerah ini bersebab seragamnya yang ke tentara tentaraan.  Terkadang semangat anggota Satpol PP melebih kewenangan yang tentu berakibat kepada protes warga terutama pedagang kaki lima.Â
Ada penelitian empiris yang mengidentifikasikan bahwa terdapat hubungan yang bermakna (siqnifikan) anatara busana yang dipakai seseorang dengan perilaku. Seorang yang berkain sarong dan berkopiah tentu selalu bermukim di masjid atau mushola, agak aneh kalau dia bermain main di lapangan bola. Dengan busana muslim itu tentu sikapnya santun dan selalu mengucapkan Assalamualaikum. Seseorang yang mengenakan Busana Batik akan mengubah cara dia berjalan, cara dia bertutur, tak pantas rasanya dia membentak orang lain ketika berada di resepsi. Jadi busana memproteksi seseorang dalam berbuat yang kurang ajar. Atau sebaliknya busana membuat seseorang malah menjadi lebih garang d ganas ketika dia berbusana reman.Â
Demikian juga dengan Satpol PP, dengan seragam yang ibarat tentara atau polisi, perilaku mereka terkadang melebihi sikap seorang tentara asli. Dahulu saya pernah mengusulkan kepada Gubernur agar mengganti seragam Satpol PP itu dengan kain sarong saja.  Nampaknya usulan itu kurang diminati, kecuali Satpol PP sedang bertugas sebagai Hansip ketika melakukan ronda malam diseputar kampong. Pada saat ronda malam bolehlah dia berkain sarong untuk menahan udara malam nan dingin menyenga, namun ketika berada di fasilitas umum agak repot juga menggulung kain sarong di pinggang.
Nah karena usulan itu ditolak maka muncul saran baru terkait Seragam Satpol PP Pemda DKI. Usulan yang paling ideal adalah mengganti seragam Satpol PP yang semi militer itu dengan baju batik dan celana batik.  Dapat dipastikan, anggota Satpol PP yang tadinya garang pasti berubah drastis menjadi seorang aparat kemanan nan sopan dan santun, ramah tamah serta baik hatinya namun tetap berwibawa. Senyum lebar sampai ke kuping pasti akan selalu menghiasi wajah anak buah Pak Gubernur yang bertugas menjaga ketertiban dan keamanan di ibukota. Maap kalau celana batik ngak disetujui, ya oke pakai baju batik saja. Sebagai reverensi Security Trans Jakarta sudah mengenakan seragam batik pada hari hari tertentu.
Batik milik kekayaan budaya nasional Indonesia juga merupakan kekayaan dan dicintai oleh warga yang kebetulan di tugasi menjadi aparat keamanan bernama Satpol PP itu. Tentu bukan sembarang batik yang digunakan oleh Satpol PP. Batik tersebut harus mempunyai motif yang sama biar seragam dan melambangkan sektor keamanan dalam negeri.  Seragam Batik Satpol PP harus lain dari pada lain sehingga sebagai seragam itu otomatis menjadi penanda inilah Satpol PP.Â
Pak AHOK boleh juga mengadakan sayembara untuk para designer busana untuk memilih seragam batik motif apa yang paling cucok untuk polisi pemda ini. Sebagai patokan harus pastikan motif batik menggunakan corak Betawi. Perkembangan Batik Betawi sudah ada sejak jaman Batavia. Dahulu, Batik Betawi diproduksi secara rumahan di beberapa tempat seperti di Palmerah, Bendungan Hilir, Karet Tengsin, dan Kebon Kacang. Beberapa contoh Batik Betawi yang asli bisa dijumpai di Museum Tekstil di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. http://fitinline.com/article/read/batik-betawi/
Puji Ahok
Kekhasan dan keunikan Batik Betawi nampak pada warnanya yang semarak sesuai dengan selera orang Betawi yang meriah. Motif dan corak Batik Betawi tak lepas dari budaya yang berkembang di Betawi dan banyak dipengaruhi budaya-budaya dari China, Arab, India dan Belanda. Warna-warnanya didominasi warna-warna cerah dengan sedikit corak, seperti biru terang, shocking pink, orange, dan hijau. Pengaruh kebudayaan China muncul melalui warna-warna merah, kuning terang dan ungu muda. Batik Betawi jarang menggunakan warna gelap karena menggambarkan kesedihan.
Namun perlu diingat batik beda dengan loreng. Jangan sampai busana batik itu berubah menjadi loreng yang justru akan membuat warga semakin takut menghadapi Satpol PP. Para pedagang kali lima yang merupakan mitra Kerja Satpol PP tentu bergembira ria menyambut seragam baru Satpol PP. Tidak ada lagi bentakan, tidak ada lagi kejar kejaran, tidak adalah tarik tarikan barang dagangan.Â
Bisa jadi nanti para pedagang kain Tanah Abang menyiapkan stock baju batik seragam Satpol PP itu untuk dihadiahkan apabila seragam pemberian Pak AHOK telah lusuh. Bukankah kebijakan ini merupakan suatu peralihan peradaban yang luar biasa.. Sejatinya setiap manusia itu hanya di bedakan dengan profesinya masing masing, kenapa harus bermusuhan bukankah sudah aturan kerja yang telah di sepakkati bersama. Yes batik adalah lambang identitas Indonesia sekaligus berfungsi sebagai Lambang Persahabatan antar sesama Warga Negara Republik Indonesia, kenapa tidak revolusi mental Satpol PP DKI dumulai dengan berseragam kebanggaan nasional BATIK. Senadainya usulan ini di terima dan dilaksanakan oleh Pemda DKI maka inilah point plus dan pujian kesekian kepada Pak Ahok.
* Dokumentasi fot Batik dari http://giewahyudi.com
* Dokumentasi Foto Satpol PP dari dari kabarsatu.com
Salamsalaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H