Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Resensi Buku Maria Margaretha: Guru Plus (Edukasi Tanpa Sisi)

25 Agustus 2014   16:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_320838" align="aligncenter" width="480" caption="Sumber : FB Maria Etha"][/caption]

Judul Buku          :Guru Plus

Penulis:Maria Margaretha

Editor: Thamrin Sonata

Kata Pengantar: Prof. Arief Rahman

Penerbit:Peniti Media

Harga:Rp. 40.000,-
Tebal:106 halaman

ISBN:978 979 95712 8 1

*********

Budi Pekerti

Pertama saya terkesan dengan apa yang tertulis pada bagian cover belakang bagian dalam.Disana tersusun rapi Daftar Pustaka.Tidak biasanya penulis komersial mencantumkan Daftar Pustaka, tetapi Maria memang Guru sejati yang bertanggung jawab sehingga menuliskan daftar rujukan yang digunakan untuk mendukung ide kreatif. Daftar Pustaka itu lumayan banyak sebagian besar rujukan tentang Budi Pekerti. Maria menjelaskan bahwa mendidik dan mengajar itu beda. Mengutip rekan Guru sesama kompasianer Pak Gunawan ditegaskan bahwa “ Guru yang benar benar sebagai pendidik adalah guru yang juga menanamkan budi pekerti luhur kepada anak didiknya.Sedangkan guru yang sekedar mengajar adalah guru yang hanya mengajarkan ilmu untuk para siswanya”.

*******

Lebih jauhMaria menghubung hubungkan antara keberadaan seorang Guru di kelas dengan korupsi.Tentu saja bukan menilep uang yang bukan haknya, tetapi Maria mengatakan : Saya masih merasa bersalah kalau membuat catatan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan saya pada jam kerja. Korupsi, itu menurut saya.(halaman 7)Kalau boleh saya mendeskripsikan pendapat Mariabegini : Melakukan apa saja yang tidak terkait dengan soal ajar mengajar di kelas,  seperti menelpon, bahkan tertidur bisa dikatakan sebagai malpraktek. Berat ya jadi Guru, namun apabila sudah memutuskan diri mengabdi sebagai pendidik tentu saja konsekuensi itu wajib diterima yaitu dengan satu syarat mengajar harus  sepenuh hati.

************

Baik, tahun 1980 an ada seorang Penulis Novel handal di Koran Kompas.Penulis ini menjadi idaman pembaca ketika menulis cerita bersambung bergenre roman percintaan yang sangat memikat. Keluarga kami setiap hari menunggu datangnya tukang koran dan kemudian berebutan membaca cerita bersambung karangan Marga T.Ya Penulis novel terkenal itu bernama Marga T.Sekilas bayangan awak terbang jauh ke 30 tahun lalu ketika membaca Buku Guru Plus karya Maria Margaretha.Ada kesamaan dari dua penulis ini.Kesamaan itu terletak kepada kesungguhan dalam mengerjakan sesuatu.Marga T bersungguh sungguh menulis novel sehingga mampu mengikat dan memikat hati, demikian pula dengan Maria Margaretha, Bu Guru ini sangat sungguh sungguh dalam profesinya sebagai seorang pendidik dengan nilai tambah (add value ) menularkan Budi Pekerti.

***********

Sepenuh hati

Buku Guru Plus memuat 30 artikel.Setelah disusun secara apik dan rapi oleh Editor Thamrin Sonata terdapat 22 artikel merupakan kisah pengalaman Maria sebagai guru.8 artikel lainnya berupa materi pendidikan Budi Pekerti yang di sampaikan  dari berbagai rujukan relevan.Menulis pengalaman pribadi menjadi sangat mudah.Menuliskan pengalaman mendidik dengan variable anak didik, suasana ruang kelas dan materi pengajaran serta pergaualan di lingkungan sekolah sepertinya menjadi hidup ketika di tulis oleh Maria.Sejujurnya ada Ruh dalam Nafas kehidupan dalam setiap tulisan Maria, berupa pesan pesan moral . Pesan moral bermakna ini bisa dijadikan referensi bagi  sesama rekan guru. Hal tersebut bisa terjadi karena Maria mampu menyampaikan pengalaman itu secara jujur dalam artian pengalaman ditulis apa adanya tanpa bermaksud menyepelekan orang lain.

**********

Ketika launching buku pertamanya Maria berkisah dia merasa seperti mimpi, sehingga berulang kali bolak balik ke rest area Gedung Kompas untuk mencuci muka. Bu Guru anda tidak dalam mimpi, inilah hasil kerja keras sehingga berhasil menerbitkan buku yang selama ini diangggap sebagai suatu pekerjaan mustahil bin mustahak. Yes buku telah terbit, siap beredar sebagai wujud dari kolaborasi antar sesama kopmpasianer. Sesungguhnya menerbitkan buku menjadi mudah, percayalah,…

***********

Sesuatu hal yang harus diingat Maria adalah masalah kesehatan fisik. Keterbatasan fisik manusia itu terbatas.Maria sering jatuh sakit sejalan dengan kiprah jiwa raganya yang direlungi oleh semangat luar biasa dalam menggeluti professi guru plus.Makna plus itu terlihat dari ungkapan seperti terdapat pada halaman 8 : Saya terharu sekali di hari kedua saya keluar dari Rumah Sakit, karena infeksi, saya memaksakan masuk kelas dan anak anak begitu gembira melihat saya, sangat gembiranya bahkan mereka tersenyum sumringah menyalami saya. Hampir saja saya meneteskan air mata, padahal di jam jam terakhir saya hampir pingsan,…….Jiwa raga dipersembahkan, namun Bu Guru harus tetap menjaga kesehatan karena diri Maria Margaretha seutuhnya menjadi harapan tunas muda.

**********

Edukasi Tanpa Sisi

Dunia fana sejatinya mempunyai sisi.Langit biru terbentang adalah sisi nan jauh tak terjangkau. Bagaimana dengan dunia pendidikan, bersisi berapakah sistem edukasi di dunia ini terutama di tanah air tercinta Indonesia.Maria memaknai edukasi tanpa sisi sebagai totalitas dalam pengabdian insan guru berdasarkan budi pekerti. Mari kita simak curhat Maria ketika selesaimenonton film Sokola Rimba: dari film ini saya belajar sekali lagi idealisme, perlu dukungan dana, . Idealisme tak mungkin berjalan sendirian.Tanpa anak anak seperti Bungo, Beindah, Nengkabau apakah arti kesiapan relawan seperti Butet,tanpa biaya transport misalnya tentunya butet akan kesulitan mencapai lokasi mengajar…. (halaman 70). Edukasi tanpa sisi, mari kita maklumi betapa komplikated nya permasalahan pendidikan di negeri ini.

***********

Saya mengenal Maria dalam kopdar  beberapa tahun berselang. Kopdar dadakan itu terjadi  ketika saya bersama Mas Wahyu (baru tiba dari Malaysia) dan Penyair Rahab Ganendra dan Maria Margaretha menikmati kuliner di Gelanggang Olahraga Sumantri Brojonegoro setelah nonton film gratis di kawasan Kuningan Jakarta.Maria tampil sangat sederhana, tidak kikuk.  Ibu Guru ini cerdas dan punya naluri mendidik luar biasa.Agak subjektif memang, namun setelah sering membaca posting terlebih ketika Maria berhasil menerbitkan buku  Guru Plus, kesan saya itu menjadi objektif. She was professional teacher.

***********

[caption id="attachment_320839" align="aligncenter" width="530" caption="Mas Wahyu, Rahab Ganendra, TD, Maria Margaretha (Dokumentasi TD)"]

14089334081474345357
14089334081474345357
[/caption]

***********

Maria tidak hendak menjual buku, namun bagi anda yang ingin mendapatkan buku Guru Plus silahkan inbox beliau di kompasiana atau di Facebook dengan akun Maria Etha, paling tidak ada ganti ongkos cetak sebagai penghargaan persahabatan. This Book Non Profit Oriented demikain jawaban Maria ketika ditanya apa yang diharapkan dengan terbitnya buku Guru Plus.“Saya biasa memberikan hadiah buku kepada sesama rekan atau berupa apresiasi kepada anak didik yang berprestasi.Apabila selama ini buku yang saya hadiahkan itu saya beli, saatnya kini hadiah itu adalah buku karangan sendiri,…. hebat ora ?

************

Saya me rekomendasi kan Buku Guru Plus untuk anda semua apakah dalam kapasitas orang tua, sesama profesi pendidik, atau pengamat pendidikan. Dari buku ini anda akan mendapat perluasan wawasan berharga dalam menilai dunia pendidikan secara nyata seperti apa yang dituturkan Maria.

***********

Salam salaman

TD

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun