[caption id="attachment_346761" align="aligncenter" width="493" caption="Setelah Shalat Jum"][/caption]
Setelah selesai menunaikan Shalat Jum'at 16 Januari 2015, di Masjid Al Kautsar Polda Metro , saya menyaksikan Anggota Polri langsung siap melaksanakan tugas. Masih mengenakan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) para bintara itu berbaris rapi per peleton menuju pos siaga masing masing.
Sebenarnya Polisi di Jakarta itu selain Polisi Masa Depan mereka juga adalah Polisi depan massa. Tahu sendirilah Jakarta sebagai Ibukota adalah pusat semua kegiatan warga yang merupakan barometer keamanan dan ketertiban Indonesia.
Sebutan sebagai Polisi depan massa sering di juluki kepada Anggota Polri Jakarta, karena dalam keseharian mereka memang berada dalam posisi di depan massa. Massa yang di maksud disini adalah para pengunjuk rasa atau demonstran. Bisa jadi demontran itu komunitas mahasiswa, kaum buruh atau rakyat biasa yang tidak puas terhadap kebijakan pemerintah.
Tiada hari tanpa demonstrasi di Jakarta. Terdapat 3 tempat saja. untuk ber unjuk rasa. Tempat tersebut adalah di depan Istana Negara, di seputar Bunderan Hotel Indonesia dan di depan Gedung DPR. Inilah tempat paling favourit untuk eksis diliput masa ketika menyampaikan uneg uneg kepada pemerintah berkuasa.
[caption id="attachment_346762" align="aligncenter" width="521" caption="Siap laksanakan"]
Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Polri sebagai Penegak Hukum dan Menjaga Kamtibmas Dalam Negri, maka resiko berbenturan fisik dengan saudaranya sendiri sang demonstran tak terhindarkan. Terkadang personil Polri berhadapan denhgan anaknyua yang mahasiswa, atau bertemu di lahan unjuk rasa dengan saudara sekandung atau teman sejawat. Inilah resiko yang harus dihadapi . Oleh katena itu dalam pelaksanaan tugas tersebut Polri tetap berpegang kepada SOP dalam tahapan penindakan kepada demoinstrans yang mulai bertindak anarkis
Memilih jalan hidup sebagai Anggota Polri adalah panggilan hati. Melalui proses seleksi yang cukup ketat bersaing dengan puluhan ribu pelamar, pemuda dan pemudi Indonesiamengikuti proses panjang yang harus dilampaui sebelum di lantik sebagai Anggota Polri. Sumber Anggota Polri selain melalui Pendidikan Akademi Kepolisian terdapat pula Anggota Polrui yang berasal dari pendidikan Bintara. Guna meningkatkan dukungan keilmuan Polri menerima Sarjana untuk berbhakti di Kepolisian melalui Pendidikan Perwira Sumber Sarjana. Setelah dinyatakan lulus dalam seleksi warga negara ini wajib mengikuti pendidikan Polri dalam waktu tertentu.
Hampir 400 ribu Anggota Polri bertugas di seluruh nusantara, sampai ketingkat desa dalam lingkup organisasi ujung tombak yang disebut sebagai Kepolisian Sektor (Polsek). Peran Polri dalam melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat bersentuhan langsung dalam kehidupan keseharian. Sikap inilah yang seharusnya mewarnai pelaksanaan tugas sebagai penegak hukum dan penjaga kamtibmas dalam negri.
Tugas Polri tentu saja penuh dengan resiko. Seperti warga negara lainnya Anggota Polri mempunyai keluarga dan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Dengan gaji perbulan sesuai dengan tingkat kepangkatan Anggota Polri bergelut hidup menghadapi kebutuhan rumah tangga . Fasilitas rumah dinas masih belum mampu menampung seluruh anggota Polri sehingga dengan segala keterbatasan mereka terpaksa mengeluarkan dana lebih untuk biaya kontrak rumah. Bagi anggota Polri yang bertugas di kota kota besar  perumahan menjadi masalah besar yang harus dihadapi.
Dalam kondisi demikian Anggota Polri berangkat melaksanakan tugas yang tidak mengenal waktu. Tantangan kehidupan inilah selayaknya mendapat apresiasi dari pemerintah terutama dalam penyediaan perumahan. Apabila pemerintah mampu menyediakan flat sederhana untuk bintara polri, maka mereka tentu akan  bisa lebih kosentrasi dalam melaksanakan tugas melindungi dan melayani serta mengayomi masyarakat.