[caption id="attachment_395105" align="aligncenter" width="600" caption="Anang Iskandar/Kompas.com"][/caption] Rekam Jejak Calon Kapolri Ditengah hiruk pikuk politik nasional yang ditengarai oleh kisruh KPK vs Polri maka semakin jelas terlihat terang benderang bahwa profesional pemangku jabatan publik semakin dipertaruhkan. Pemangku jabatan publik seperti Kapolri dan Ketua KPK adalah jabatan strategis karena menyangkut bidang hukum. Hukum bukan barang mainan yang seenaknya dimanfaatkan oleh oknum penegak hukum. Malpraktek dalam bidang hukum bukan saja berdampak pada rontoknya kredibilitas Institusi Penegak Hukum akan tetapi lebih jauh berdampak pada harga diri suatu bangsa terutama pada masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Penghormatan dan pemuliaan suatu bangsa dinilai oleh negara lain pada aspek situasi dan konndisi keamanan dan ketertiban suatu kawasan . Inilah patokan utama bagi dunia sebelum berkunjung ke suatu negara. Berkunjung dalam makna yang lebih luas pada investasi dan pariwisata. Tingkat kenyamanan itulah harga yang paling dipertimbangkan  seiring memikirkan kesejahteraan sosial. Bukankah sering didengungkan bahwa lancarnya pembangunan nasional sangat ditopang oleh keamanan dan keteetiban suatu negri. Nah boro boro Presiden mau melaksanakan pembangaun sosial, kisruh berkepanjangan KPK vs Polri masih saja dalam tenggang waktu. Tolrensi rakyat sudah sampai titik nadir dan nyaris muak memyaksikan lakon oknum mengejar jabatan melalui segala macam cara atau bahkan dengan jalan tidak terhormat. Rekam jejak itu tidak bisa dihapus tuan tuan. Catatan sejarah abadi melekat di PPATK terkait dengan rekening bermasalah. Kenapa masih berkutat membersihkan diri apabila saksi saksi yang tak kunjung muncul sebagai bukti nyata bahwa memang ada masalah korupsi. Baiklah. kini terpaksa kita memandang kedepan. Pemilihan dan kemudian Penunjukan Kapolri harus benar benar dilakukan secara transrapan, akuntabel berdasarkan rekam jejak bersih serta tidak dalam tekanan siapapun. Inilah salah satu acuan utama yang patut di pedomani Kompolnas, DPR dan aklhirnya bermuara ke Presiden Jok Widodo. Dengan demikian diharapkan Presiden Joko Widodo tidak salah mengambil keputusan terkait Jabatan Kapolri.  Dampak positif dan negatif berada di moment penentuan siapa sosok bintang tiga yang akan didudukkan pada jabatan yang pernah di muliakan oleh Jendral Hugeng dan Jendral Sutanto. Pada masa transisi atau krisis kepemimpinan ini diperlukan seorang Kapolri yang memiliki rekam jejak bersih dan perjalanan karier bebas dari cercaan publik. Mencapai pangkat bintang tiga bukan suatu hal yang mudah karena di tubuh organisasi Polri hanya ada 10 Komisaris Jendral pada suatu periode . Namun diantara jendral bintang tiga itu bisa dipilih dan dipilah siapa diantara mereka yang mempunyai garis tangan menjadi Jendral bintang empat untuk memangku amanah jabatan Kapolri. Keluarga Sederhana
Izinkan saya cuplik tulisan Bapak Anang Iskandar seperti yang tertera di Blok
Perkenalkan saya Anang Iskandar lahir di Mojokerto, pada tanggal 18 Mei 1958 tepatnya di Jl. Empu Nala No. 351, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Kota, Mojokerto. Ibu saya bernama Raunah, Asli Mojokerto tidak sekolah sehingga tidak dapat membaca. Beliau membimbing saya, dan saudara – saudara saya dengan menggunakan bahasa jawa, dengan tradisi budaya religius jawa kuno yang cenderung mengajarkan tradisi – tradisi leluhur, tanpa mengajarkan latar belakang maupun tujuannya. Sedangkan Ayah saya bernama Suyitno Kamari Jaya seorang tukang cukur dahulu di Jl. Residen Padmudji, didepan losmen Merdeka Mojokerto, selama hidupnya berprofesi sebagai tukang potong rambut sampai ahirnya meninggal dunia tahun 1983, ketika anak saya yang pertama masih dalam kandungan. Saya mewarisi darah seni dari ayah sebagai tukang potong rambut. Ketika saya kelas 4 SD sudah mulai dikenalkan alat – alat potong rambut dan pertama kali saya mencukur, saya lupa persisnya berapa, tetapi yang saya ingat ketika itu bapak saya memperbaiki kamar mandi di rumah, saya dan teman saya yang bernama Tukiman Pedet ikut membantu. Setelah selesai memperbaiki kamar mandi teman saya dihadiahi cukur rambut, tetapi bapak saya meminta yang memotong rambut teman saya tersebut saya. Mulai saat itulah saya gandrung mempelajari seni potong rambut.
Anda bisa membaca secara tuntas perjalanan hidup Anang Iskandar disini
Tidak usyahlah saya menuliskan panjang lebar tentang sosok Bapak Anang Iskandar disini. Point yang ingin saya sampaikan pada masa transisi ini diperlukan sorang Kapolri yang memiliki rekam jejak bersih dan memang berniat baik membangun Polri seperti yang telah dilakukan sejak dilantik sebagai perwira muda.
Rekomendasi Sahabat
Menurut pakar jurnalis, apabila anda menulis tentang sosok seorang jangan menulis di atas awan. Anda harus mewawancarai sosok tersebut, kalau perlu anda harus terus bersama beliau selama 40 hari . Artinya tulisan itu akan lebih objektif sehingga pembaca akan mengetahui bagaimana hidup dan kehidupan sosok itu dalam kondisi yang sebenarnya tanpa ditambah tambah atau bahkan di tutup tutupi.
Rekomendasi sahabat demikianlah hendaknya. Saya yakin rekomendasi saya seiring dan sejalan serta sepaham dengan teman di kampong halaman, dan sahabat sesama sekolah Pak Anang serta sejawat ketika berkarier di Polri maupun di BNN. Orang baik di gandang gadangkan oleh orang baik bahkan di doakan. Sebagai sesama penulis saya acap bertukar buku dengan beliau dan dalam kepasitas penulis bersama dengan sobat blogger kami membantu mensosialisasikan program BNN di media sosial.
Saya mengenal secara pribadi Pak Anang ketika bersama bertugas di BNN. Beliau menjabat sebagai Kapuscegah sedangkan saya di posisi Ka Satgas Penjangkauan dan Pendampingan.  Dalam kurun waktu lebih 2 tahun, kami bersama mensosialisaikan bahwa korban pengguna narkoba wajib di rehabilitasi sesuai dengan amant UU Narkotika nomor 35.  Dalam suaasana kerja yang nyaman tampak sekali kemampuan publik speaking dan kemampuan komunikasi publik Pak Anang yang sangat menonjol. Wajar saja dalam perjalanan karier selain sebagai pimpinan wilayah Pak Anang sangat gemar melakaukan out bound dalam kapasitasnya sebagai pendidik dan pembina yang piawai.
Masa Transisi Polri
Tidak banyak Anggota Polri yang mampu menggabungkan antara kemampuan memimpin (berbicara atau memberi arahan kepada anak buah) dengan kemampuan menulis. Kemampuan mendeskripsikan akal pikiran dan ide ide dalam bentuk tulisan dan kemudian di rangkum menjadi buku adalah suatu keabadian. Sejatinya durasi kepeminpinan dimasa tugas sangat terbatas sedangkan peninggalan arahan komando yang tercantum dalam buku berupa pengalaman adalah abadi adanya. Anang Iskandar mampu menggabungkan antara speaker and writer, inilah ciri intelektual sejati.
Pak Anang adalah seorang penulis aktif baik di blog pribadi https://anangiskandar.wordpress.com/dalam rangkuman tulisan telah diterbitkan dalam 6 buku berikut ini :
-
- Surabaya Kinclong
- Outboud Polwiltabes Surabaya Menuju Budaya Baru (ed)
- Paradigma baru pencegahan Narkoba
- Dari kampung untuk Indonesia
- Perjalanan menuju Indonesia bebas narkoba (ed)
- Catatan Kapolda Jambi ; POLISI DITANTANG KRINGETAN
Pada kondisi transisi kepemimpinan ini, Polri membutuhkan sosok seperti Pak Hugeng dan Pak Sutanto. Kapolri merupakan simbol penegakan hukum yang tegas namun tetap dalam koridor Bhayangkara sejati dimana sikap pengayom, pelayan dan pelindung selalu mewarnai dalam setiap pelaksanaan tugas. Rakyat merindukan Polri yang bekerja secarta prosfesional dan proposional. Polri yang mengabdi semata untuk negara, Polri yang tidak terkontaminasi oleh gerakan politik praktis.
Bapak Presiden Joko Widodo mempunyai hak preogratif dalam menunjuk Kapolri baru. Inilah saatnya membenahi masalah hukum di Indonesia dengan menempatkan sosok yang di yakini dapat melaksanalan tugas tersebut secara profesional.  Sekali lagi rekam jejak seorang calon Kapolri hendaknya di telisik dengan benar oleh Kompolnas dan DPR jangan sampai karena kepentingan politik dan kepentingan sesaat masalah penegakan hukum di Indonesia di korbankan.
Salam salaman
TD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H