Lama Aku Mencarimu
Cerpen Thamrin Sonata
Jangan pernah lepas berpaling lagi
Karena kutlah terbiasa mencintaimu
Plung!
Kerikil yang disambitkannya hinggap, dan langsung tak tampak. Hanya bundaran membesar di permukaan air hingga memudar. Kembali tenang danau dengan biru airnya.
Sonata masih memandangi permukaannya, dan menantang pantulan sinar mentari. Ia melihat wajah ayu dengan rambut kepang satu panjang yang ujungnya dimain-mainkan ke sekitar bibir.
“Ratriii ….”
Pagi tak menjawab. Angin pun tidak bergeming. Sesaat sekalipun. Ah, kenapa sepi seperti ini. Sepi yang tak kukehendaki. Telebih dengan tanpamu. Senyummu, …Sonata tak bisa menjawabnya. Ia hanya melangkahkan kakinya lagi. Di tepian danau berumput seraya mencari-cari kerikil. Dan, ketemu!
Disambitkannya kerikil itu ke arah matahari. Sekuat-kuatnya dan setinggi-tingginya. Berharap akan terlempar jauh dan menimpa matahari. Di bagian mana pun, ujungnya sekalipun tak apa. Asal kena. Untuk menyapu hatinya yang keruh, di mana matahari tadi menampakkan wajah sang kekasih.