Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasianer Taufik Uieks dan Masjid-masjid Dunia

13 Desember 2016   03:35 Diperbarui: 13 Desember 2016   03:57 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku karya Kompasianer Taufik Uieks

Untuk buku bertajuk 1001Masjiddi 5 Benua ini, saya menuliskannya begini: Bukan jalan-jalan biasa, yang dilakukan Taufik Uieks, penulis buku ini.

Ya, sebab orang Indonesia pergi ke luar negeri untuk keperluan “jalan-jalan”, biasanya selalu ada dua harapan: liburan dan perjalanan spiritual. Yang pertama adalah senang-senang, sedangkan yang kedua, biasanya, umrah bagi umat muslim.

Inilah yang ditulis Kompasianer dari Program Pasca Sarjana UI Kajian Timur Tengah dan Islam. Meski sesungguhnya ia seorang mekanik atau pengutak-atik perawatan pesawat udara, lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (d/a: Pedidikan dan Pelatihan Penerbaga Curug)  . Profesi yang memungkinkan ia terbang ke berbagai negara hingga lima benua dirambahnya, dan hasilnya tulisan-tulisan tentang tempat ibadah: masjid.

Tak banyak orang bisa melakukan hal serupa dia. Jika dalam bilangan lima puluh negara lebih disambangi dan menciumi masjid-masjid dengan aroma berbeda-beda, adalah sebuah peristiwa spiritual baginya. Bahkan sebagian bisa dibilang dengan gratis dalam arti sesungguhnya.

Benar. Bahwa ada sub judul “dari Amsterdam hingga Zanzibar” menunjuknandakan penulis telah mendatangi 1001 Masjid tersebut. Hingga ia bisa cepat menandai, ketika tiba di sebuah kota dari negara baru yang diinjaknya. Akan ke mana, walau bertanya-tanya kepada orang-orang yang non-muslim dalam mencari masjid. Pun kadang dengan bahasa yang, terpaksa, dengan setengah bahasa Tarzan. Karena negara itu minorits muslim dan bukan pengguna bahasa Inggris yang memadai.

Perihal masjid mana saja yang disambangi, ini pula yang menarik dari buku yang berkesan “jalan-jalan biasa” via sampulnya yang pop. Sebab bagi Taufik menyambangi masjid yang kebetulan menjalankan dengan mazhab lain pun, dijalani dengan niat untuk mengenal tempat ibadah itu. Pun apabila beraroma sekular – jika masjid itu minim peribadatan atawa shalat yang hendak didirikan.

Masjid-masjid di negara minoritas muslim, terutama di Eropa, tentu menjadi sebuah pemandangan tak biasa bagi kita yang berada terutama di Tanah Jawa. Di mana di Pulau Jawa, unsur dari Walisongo, cukup lekat.

Maka menyimak perjalanan Taufik  tak biasa ini menjadi sebuah gizi lain. Beraroma bukan nasi, tapi roti, keju, gandum atau lainnya seturut kebiasaan masyarakat setempat. Karena yang dicatat penulis adalah juga manusia-manusia di sekitar masjid.

Dengan perbedaan budaya itulah, kita tak cuma menyimak masjid-masjid yang dikunjungi penulis Taufik yang sesungguhnya ada bagian-bagian bolong dari sebuah karya jurnalistik. Tak apa. Karena memang inilah kunjungan dari seorang perawat pesawat udara. ***    

*catatan: buku ini pertamakali diterbitkan dalam judul: “Mengembara ke Masjid-masjid di Pelosok Dunia” oleh Peniti Media, 2015

Judul                     : 1001 Masjid di 5 Benua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun