Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Kenapa Harus Puasa dan Korupsi?

6 Juni 2016   17:17 Diperbarui: 6 Juni 2016   17:30 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun Sukribo (dok. KOMPAS)

Puasa itu, ibadah yang tak kelihatan. Kecuali, kalau ia menyatakan muslim dan makan atau minum di depan umum.

Oleh karenanya, orang berpuasa, biasanya bisa menahan diri. Tak berarti pura-pura. Karena itu amanahnya. Berpuasa jangan “hanya mendapatkan” lapar dan haus. Sehingga ia (selazimnya) termasuk orang-orang yang berpuasa karena ibadah dan keikhlasan menjalankan “syariat”.

Orang puasa, sesungguhnya orang yang melawan/ tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan “makanan dan minuman” dalam sehari-hari. Alias menjalankan semua hal yang tidak bertentangan dengan makan dan minum dari yang diharamkan pada siang hari. Berpuasa secara tak kasat mata, yang kelihatan dan wadag saja.

Ini seperti dongeng saja. Di negeri ini, bersliweran orang yang korupsi dan berpotensi untuk (terus) kroupsi. 

Orang korupsi, sayangnya, seperti orang yang berpuasa. Tampak religius. Juga tidak makan uang dan minum air bagi kehidupan rakyat pada umumnya. Seperti orang alim, dan kadang malah seperti sinterklas. Membagi-bagikan “kebaikan” dari hasil yang bukan hak dan miliknya.

Ini menyerupai dengan “Citra Andalan” versi Sukribo (KOMPAS, Minggu 5/6) dalam kartunnya yang menggelitik. Eh, malah sebaliknya dari citra yang seolah-olah alim. “Iya, hehehe ...baru ingat abis lihat Ibu itu ...Tampilannya dah jadi religius gitu ...”

Padahal, segera dijawab Sukribo:

“Heleeeh ... itu orang habis ketahuan korupsi, mau disidang Wan! Bukan mau ramadhan.”

Hm. Iye, ye!

***   

 

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun