Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Penulis - Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kecelakaan Politik Keluarga Besan RI-1

6 Januari 2013   08:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:27 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SEORANG anak, tetaplah buah hati orangtuanya. Mesti dilindungi, diayomi dan dikasihsayangi. Termasuk ketika sang anak tertimpa musibah. Apalagi jika datangnya mendadak dan belum mengerti persis duduk perkaranya. Menjadi soal, ketika orang yang mengasihi ini dari golongan rawan digoreng dalam wajan panas bernama politik.

Adalah anak bungsu Hatta Radjasa, Menko Perekonomian, yang menabrak sebuah kendaraan dan membawa maut nyawa penumpangnya. Dua orang meninggal. Persoalan akan berkutat di seputar aturan sang penabrak, mestinya. Namun embel-embel anak menteri utama dan berbesan seorang presiden, jelas tak bebas nilai. Bahkan orangtua sudah memasuki tahap bekeinginan menjadi presiden. Jadilah.

Peristiwa yang terjadi pagi dalam pergantian tahun 2013, seperti mengawali suhu panas bagi Hatta Rajasa. Jika ia tanggap – dengan menyambangi keluarga korban yang ditabrak anaknya – mestinya sebuah kemanusiaan yang responsif dan positif. Namun, lagi-lagi, wajan penggorengan mulai memanas. Dan dalam dunia politik sah. Meski tersebutlah, bahwa peristiwa itu tak mengganggu pencapresan sang bapak – kata orang dekat dan politikikus juga.

Tak bisa digolongkan akan menenggelamkan sang bakal capres dan besan RI-1. Jika piawai mengolah, justru bisa membalikkan wajan panas itu. Bukan menyiram ke dirinya. Namun menangguk keadaan yang riuh-rendah itu. Rumusannya, dari banyak jurusan. Meski pada intinya, jika pencitraannya membela Hatta, ini persis SBY (sang besan) saat merintis menuju pencapresan, di sekitar 2004. Bahkan sebelum Partai Demokrat didirikan. Di mana ia dikuyo-kuyo suami Megawati yang saat itu presiden. Sedangkan Hatta sudah duduk menjongkrok sebagai yang teratas di PAN.

Yang saat ini berhamburan, tentang si anak yang sudah dijadikan tersangka atas kecelakaan di Jalan Tol Jagorawi itu. Juga citra anak yang bisa membawa mobil yang menunjukkan kelasnya. Atau ramai-ramainya: soal hukum mesti ditegakkan walau itu anak orang penting negeri ini.

Mengerucutnya, apabila Hatta akan mengintervensi. Mesti dikawal, kata seorang blogger dan para jejaring sosial lainnya. Agar tidak masuk angin. Dan yang kecil-kecilan mulai dipertanyakan, di mana “tersangka”, hasil tes penyebab ia menabrak apa, dan seterusnya. Sebagian mulai mempertanyakan jalannya “pengadilan” kelak yang hingga menghilangkan nyawa seseorang.

Anak sebagai sang tersangka satu hal. Hatta, orangtua sebagai orang politik hal lain. Jalin-kelindan inilah yang sedikit-banyak akan menghiasi pembicaraan dan mengait dengan politik tahun ini. Jika dalam politik tak ada kawan sejati, apakah sang besan RI-1 sekaligus bakal capres ini akan dimusuhi? Pasti ada yang memanfaatkan. Tentu menjadi ladang empuk. Termasuk ndupak-nyikut ke besan dan politik di belakangnya.

Inilah “kecelakaan” yang tidak berhenti di si tersangkanya, anak Menko Perekonomian berambut perak. Ke mana muaranya; mengingat adanya seorang ayah, orang politik, dan pencalonannya sebagai calon presiden. “Kami akan membiayai anak korban hingga lulus perguruan tinggi,” kata Hatta Rajasa kepada keluarga korban.

Biaya politiknya, tentu, tak berhenti di materi yang bisa dihitung untuk tanggung jawab moral Ketua Umum PAN pada keluarga korban. Ia akan membiayai lebih besar, dalam nilai yang lebih tinggi. Mengingat ongkos sosial – yang berarti pencitraan – yang mesti ditanggung. Termasuk jika mengaitkan dengan statusnya sebagai besan Presiden.

Hitung-hitungannya, mesti matang. Dan situasi saat ini, baru sebuah awal jejak langkah Sang Menko Perekonomian dan besan RI-1. Walau kecelakaan politik itu bisa bergulir liar bagi Sang Hatta Rajasa. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun