Jangkrik! Ternyata mereka bersuara – seolah-olah – untuk rakyat! Padahal, mereka korupsi. Maling-maling juga.
Menteri Agama, Diancuk!
Ketua DPR, Gombal!
Ketua MK, Pecundang!
Ketua DPD, Jangkrik juga!
Deretlah Kepala daerah: Gubernur, Bupati, Walikota. Pengacara, bahkan sampai rektor, dosen dan guru. Atau mungkin orang-orangnya, para pecundang-pecundang juga. Hanya seorang yang menyalin “keputusan” hukum. Sopir, dan seterusnya.
Kehabisan kata sudah kita pada KORUPTOR. Embel-embel apa saja pun, mereka menggangsir uang dalam bilangan banyak “nasi bungkus” kepada rakyat ketika kesusahan tertimpa bencana longsor, banjir atau apa pun. Mereka berwajah manis, senyum ditebar dan tangan diulurkan. Dengan: mie instan, baju atau uang yang sesungguhnya bukan uang sendiri. Dengan balutan “sumbangan pribadi”. Bah!
Saya ternyata tak mengenal mereka, walau pernah bersua dan berjabat tangan, entah suatu sebab: diskusi, wawancara atau sebangsanya itu. Di mana kulihat wajah mereka seperti Nabi – yang kemudian berwajah dan bertopeng kepalsuan. Merampok uang bukan milik dan haknya.
Ternyata saya tak mengenal mereka.
Jangkriiiiiik, Boss!
***