[caption caption="Bambang P Jati, Deddy Tjipto dan tim pengobatan baksos untuk warga Mauk, Banten. (foto:dok Klinik Pengobatan Prana)"]
[/caption]BAGINYA, Tangerang tidak jauh. Karena masih bertetangga dengan Jakarta, di mana ia tinggal di bilangan Tebet. Apalagi untuk urusan bakti sosial. Sudah seringkali dilakukan lelaki pensiunan PNS Kepulauan Seribu ini. Dari Kampung Melayu-Cawang kebanjiran, di Padang, Taman Mini Indonesia Indah, Semarang bahkan sampai ke Malaysia pernah dilakoni untuk aksi sosialnya itu.
Minggu, 31 Januari 2016 pagi-pagi ia sudah berangkat dari rumahnya. Ya, ke Tanjung Kait, Tangerang untuk urusan bakti sosial atas ajakan Pak Deddy Tjipto dari Klinik Pengobatan di bilangan Jalan Slamet Riyadi, Jakarta Timur. Juga sebuah gerakan “amal” yang digagas dari Yayasan Patna Prayuna Vanantara sambil membagi sembako kepada warga. Apalagi temanya jelas, sebuah kebaikan “Indahnya Berbagi Kasih”.
Baginya, tak ada rumus menolak sepanjang ia bisa – dengan tangannya diulurkan untuk kebaikan sesama. “Ini kan biasa saja. Nggak ada sesuatu yang luar biasa. Kenapa tidak, kalau kebisaan saya berguna untuk orang lain,” ujarnya datar. Sebelum tiba di tempat baksos di Kawasan Mauk, Tangerang karena sebentar lagi akan menyambut Tahun Baru Imlek, 2567.
Hari masih pagi. Ya, ini musim penghujan. Di mana untuk wilayah pantai Laut Jawa untuk sebagian Tangerang dan Jakarta biasa dilanda banjir. Di situlah kaitannya dengan Si Ringan Tangan dari Kepulauan Seribu Pak Bambang ini beraksi dalam acara Bakti Sosial kali ini. Hanya mengenakan kaos oblong dan celana casual, ia sigap bekerja di antara tumpukan keramik, dan bed yang umum digunakan bagi “pasien” secara darurat. Bila perlu, cukup dengan saling berhadapan dengan kursi plastik, dan ia memijit telapak kaki si pasien.
[caption caption="Bambang P Jati, saat merilekskan "pasien". (foto: dok pri)"]
“Sekarang, apa yang Anda rasakan?” tanyanya pada sang pasien, setelah “siuman”.
Yang ditanya hanya senyum-senyum. Mengangguk kecil. Dan kemudian, “Terima kasih. Sekarang jadi lebih ringan dan fresh.”
Pada pasien seorang wanita terbilang berumur, yang mengenakan kerudung, Bambang cekatan menanganinya. Kaki wanita itu diambil dan ditopangkan di atas pahanya. Lalu telapak kaki si pasien pun dipijit-pijit. Tentu, tak asal pijit. Karena ini dilakukan Bambang yang sudah piawai dan melahap buku-buku tentang “keterampilannya” itu. Ia sudah bertemu dan berguru dengan orang-orang hebat di bidang yang tak semua orang mampu. Termasuk bertemu dengan Kompasianer senior Tjiptadinata Effendi, Master Reiki Indonesia.
[caption caption="Bambang P Jati sedang melakukan terapi pada salah satu pasien"]