Mohon tunggu...
Thamrin Sonata
Thamrin Sonata Mohon Tunggu... Wiswasta

Penulis, Pembaca, Penerbit, Penonton, dan penyuka seni-budaya. Penebar literasi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Di Kompasianival 2016: KutuBuku, Ya Berbagi Buku

8 Oktober 2016   05:21 Diperbarui: 8 Oktober 2016   12:44 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah buku karya Kompasianer (dok. KutuBuku)

KutuBuku komunitas Kompasiana hadir diwakili TS. Dan Isson Khairul, Arum Sato, serta Maria Margareta yang ceritanya sebagai admin atawa yang menggawanginya. Ya, di belakangnya ada Tjiptadinata Effendi, Roselina Tjiptadinata, Ikhwanul Halim, Iskandar Zulkarnain, Sutiono Gunadi, Sugiyanto Hadi, Didik Sedyadi, Kang Nasir, Edrida Pulungan, Taufik Uieks, Atjih Kurniasih, Dian Kelana, Tarjum Sahmad  dan sederet Kompasianer lain yang telah menerbitkan buku.

Kompasianival kali ini, tahun 2016 memang penginnya “Berbagi”, sehingga sebagai kompasianer dan KutuBuku serta gerombolannya yang menempuh jalan sunyi ini sejak awal akan mendonasikan sejumlah kutu, eh buku hehehe. Lumayanlah.

Gres dari dandang KutuBuku. Susunan Sutiono Gunadi (dok. KutuBuku)
Gres dari dandang KutuBuku. Susunan Sutiono Gunadi (dok. KutuBuku)
Bukannya Kompasiana memang menampung Kompasianer untuk menuliskan dan berbagi (sharing) dan kemudian bisa saling connection? Ya, begitulah. Sehingga KutuBuku cita-citanya kecil saja.  Pas-kah? Moga-moga.

Dua hari lalu, Kamis (6/10) KutuBuku Ngoplah Fiksi atawa ngomongin karya kreatif jenis fiksi: cerpen dan puisi. Ada 3 Kompasianer: Ikhawanul Halim, Sugiyanto Hadi, dan Edrida Pulungan. Di acara jelang pungkasan nongol punggawa Kompasiana Pepih Nugraha. Dialah pembuat kata pengantar terbanyak di KutuBuku. Dan boleh jadi, “Pemberi Kata Pengantar terbanyak di Indonesia!” cetus Kang Pepih. “Rekor MURI!” sambung Isson Khairul.

cover-rymp-57e98b248423bd38335b2866-57f81f42ab92738426d54ae9.jpg
cover-rymp-57e98b248423bd38335b2866-57f81f42ab92738426d54ae9.jpg
puisi-gila-hadie-57e98c79eaafbdb9420c7073-57f81f5a40afbd743dd06807.jpg
puisi-gila-hadie-57e98c79eaafbdb9420c7073-57f81f5a40afbd743dd06807.jpg
Tiga Kompasianer ini membukukan yang masih ngepul asap dari dapur KutuBuku (dok. KutuBuku)
Tiga Kompasianer ini membukukan yang masih ngepul asap dari dapur KutuBuku (dok. KutuBuku)
Ya, bayangkan saja. Kalau per hari ini (8/10) KutuBuku sudah menampung 42 judul buku dari para Kompasianer. Sebuah capaian super, kan? Hehehe. Setidaknya, niatan KutuBuku terpenuhi dengan jalan sunyinya: berkarya dan membukukan. “Biarlah ia menentukan takdirnya!” istilah Uda Thamrin Dahlan dalam suatu acara nangkring KutuBuku di kandang Kompasianival.

Master Reiki, eh Kompasianer Tjiptadina Effendi pun punya buku yang ditulis oleh para Kompasianer (dok. KutuBuku)
Master Reiki, eh Kompasianer Tjiptadina Effendi pun punya buku yang ditulis oleh para Kompasianer (dok. KutuBuku)
Jalan Sunyi adalah ungkapan bagi KutuBuku dalam mengambil sebuah visi. Mengingat dalam soal membaca warga negeri ini masih super payah. Lha, satu judul buku saja, dikeroyok (baca: dibaca) oleh seribu orang. Ngenes, kan laporan Unesco pada 2013 itu? Tapi, bukulah sampai saat era digital ini tetap dibutuhkan. Ya, buku dalam bentuk fisik lembar kertas.

Tak apa. Inilah bagian dari sebuah niatan KutuBuku, dengan logo si Mungil berkacamata itu. Selamat datang di Kompasianival 2016! ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun