Tanggal 22 Mei sama dengan hari Rabu, kalau ndak salah. Hari apa? Pengumuman KPU hasil Pemilu 2019. Yakni Pemilunya Presiden dan Legislatif. Siapa yang menang? Ya yang mayoritas dipilih dalam hal ini oleh rakyat Indonesia sendiri. Bukan rahayat antah-berantah.
Selentingannya, hari itu akan panas dari terik matahari. Oh, panas alias ada gejolak dari yang ndak puas pada coblosan kami rakyat Indonesia. Kira-kira akan begitulah di sekitar Jalan Imam Bonjol Jakarta di mana Kantor KPU berupa gedung tua berada.
Namun ada jawaban melegakan dari aparat keamanan. "Polisi di-back up oleh TNI, meyakinkan semua wilayah NKRI Insya Allah aman," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/5/2019), KOMPAS. Com.
Moga-moga sajalah. Lha, wong sebelum 22 Mei bersliweran omongan yang pating-pecotot, he. Membingungkan kita-kita yang sudah ikut nyoblos pada 17 April. Yang meyakini atawa setengah percaya pada diri sendiri dalam kebingungan di bilik TPS dengan lima lembar kertas gede-gede seperti koran yang membingungkan. Semua sudah dipercayakan kepada KPPS dan ke atas untuk dihitung. Sampai di Imam Bonjol itu.
Ongkos 25 triliun duit bukan milik siapa-siapa kecuali himpunan keringat rakyat, kok ditidakpercayai mereka yang wakil rakyat: (calon) Presiden ataupun Parlemen.
Ongkos mahal dan kepercayaan, meminjam istilah Cak Nun: rakyat itu atasan presiden dan mandataris/ wakil rakyat di Senayan atawa di Gedung DPRD negeri ini.
22 Mei 2019 akan datang. 22 Mei akan berlalu. Dipercaya atau tidak. Dipercayai oleh sebagian dari mereka yang anggota partai untuk duduk di Senayan atau tidak. Dan tidak dipercayanya penghuni Istana Negara sebagai orang nomor satu atau tidak. Waktu akan terus berjalan. Dan kita akan menjadi yang merugi, seperti termaktub dalam ayat Suci mayoritas penduduk negeri ini.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H